siginews

Pentas Wayang Kulit di Gedung DPRD jatim Dimeriahkan Bagi-bagi Sembako

Reporter : Sigit P

Headlines

Minggu, 16 November 2025

Waktu baca 4 menit

Pentas Wayang Kulit di Gedung DPRD jatim Dimeriahkan Bagi-bagi Sembako

Siginew.com-Surabaya – Usai lebih dari satu dekade vakum, tradisi pagelaran wayang kulit kembali digelar di halaman Kantor DPRD Jawa Timur. Acara ini menjadi puncak perayaan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jatim, yang diselenggarakan pada Jumat malam (14/11/2025).

Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf, menjelaskan bahwa digelarnya wayang kulit ini bukan sekadar hiburan, melainkan penegasan kebutuhan akan pondasi spiritual dan etika di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur.

Dalang kenamaan Ki Purbo Asmoro memukau penonton dengan lakon Wahyu Katresnan. Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekda Prov Jatim Adhy Karyono dan jajaran perangkat daerah, menunjukkan antusiasme tinggi dari para pemangku kepentingan untuk melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai budaya Jawa.

“Pagelaran wayang kulit yang kita laksanakan hari ini adalah bagian dari peringatan hari jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur,” ujar Musyafak dalam sambutannya.

Ia mengingatkan, Jawa Timur merupakan salah satu dari delapan provinsi pertama yang dibentuk pada awal kemerdekaan, tepatnya 12 Oktober 1945.

Musyafak menilai slogan Jatim Tangguh Terus Bertumbuh mencerminkan fokus pembangunan pada ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkelanjutan. Namun, ia mengingatkan agar semangat pembangunan fisik tidak mengabaikan dimensi batin.

“Di antara hiruk-pikuk pertumbuhan fisik dan infrastruktur, kita menyadari perlunya pondasi spiritual dan etika,” katanya.

 

Ketua DPRD Jatim, M. Musyafak Rouf memberikan gunungan Wayang ke dalang Ki Purbo Asmoro dengan lakon Wahyu Katresnan dalam acara pagelaran wayang kulit di gedung DPRD Jatim, Surabaya (Foto: dok diskominfojatim)

 

Revitalisasi Budaya dan Makna Ruwatan

Ia menjelaskan, kembalinya pagelaran wayang kulit di DPRD Jatim setelah sekitar satu dekade bukan sekadar menambah agenda seremonial.

Tradisi ini diposisikan sebagai peneguhan kembali kearifan lokal yang sempat “kosong” dalam ruang-ruang resmi pemerintahan.

“Melalui inisiatif DPRD Jatim, kita mendeklarasikan gerakan revitalisasi budaya. Sebuah komitmen untuk membersihkan kerutan ‘sukerta’ yang mungkin melekat pada lingkungan sosial dan politik kita,” tutur Musyafak.

Tema yang diangkat, “Meruwat Jawa Timur, Merawat Indonesia”, disebut sarat makna. Ia memaknai ruwatan sebagai upaya pemurnian sekaligus selamatan kolektif dari berbagai kesulitan hidup.

“Ini deklarasi politik budaya, bahwa kita kembali bergairah dan bertekad menegakkan pembangunan yang dilandasi niat bersih dan etika luhur,” tegasnya.

Musyafak menilai, jika Jawa Timur sebagai provinsi dengan penduduk heterogen berhasil menjaga keharmonisan internal, maka provinsi ini telah ikut “merawat Indonesia”.

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Ia menyebut Jawa Timur sebagai salah satu barometer kerukunan nasional, antara lain terlihat dari meningkatnya indeks kerukunan umat beragama (KUB) yang mencerminkan moderasi dan sikap saling memahami.

Dalam sambutan itu, ia juga menegaskan kembali bahwa wayang kulit bukan sekadar hiburan, melainkan tuntunan penuh filosofi.

Apalagi, wayang sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. “Pengakuan dunia ini memberikan konsekuensi moral bagi kita untuk konsisten melestarikan budaya ini,” ujar Musyafak.

Melalui lakon-lakon pewayangan, kata dia, publik diajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sebagaimana termaktub dalam ajaran Asta Brata atau kisah Kresna Duta yang mengutamakan keutamaan moral di atas kekerasan. Seorang pemimpin ideal, ia gambarkan, adalah sosok yang memberikan perlindungan dan memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya.

“Inilah mantra yang kami gunakan di DPRD Jawa Timur. Setiap kebijakan dan pengawasan anggaran harus lolos ujian filosofis ini: apakah benar-benar bermanfaat bagi rakyat atau hanya melayani segelintir kepentingan,” ucapnya.

Di akhir sambutan, Musyafak mengajak generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, untuk kembali mencintai dan melestarikan wayang kulit agar tidak tercerabut dari akar budaya leluhur.

“Mari kita jadikan pagelaran wayang kulit malam ini sebagai perwujudan komitmen politik kita bersama, bahwa pembangunan fisik harus sejalan dengan pembangunan mental dan spiritual,” pungkasnya.

 

Bagikan 1.000 Paket Sembako

Dalam rangkaian acara, DPRD Jawa Timur juga membagikan 1.000 paket sembako kepada warga sekitar, khususnya di Kelurahan Krembangan Surabaya. Pembagian dilakukan oleh dua anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya, Rasiyo dan Erick Komala, Jumat sore (14/11/2025).

“Alhamdulillah DPRD Jawa Timur sudah dua kali ini memberikan bantuan kepada warga sekitar Kembangan dan sebagainya. Hari ini jumlahnya kurang lebih 1000 paket sembako, ini merupakan bentuk perhatian dari pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap warga sekitar dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” ujar Rasiyo politikus asal Partai Demokrat.

“Gelaran wayang kulit ini sangat ditunggu masyarakat khususnya warga Surabaya karena sudah cukup lama tidak ada gelaran wayang kulit di depan kantor DPRD Jawa Timur. Apalagi juga ada layanan tes kesehatan gratis,” beber mantan Sekdaprov Jatim ini.

Senada, Erick Komala anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan dukungannya terhadap kegiatan sosial ini.

“Pembagian sembako adalah bentuk kepedulian DPRD Jatim dalam meringankan beban masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik. Ini juga ungkapan terima kasih karena warga sekitar ikut menjaga kantor DPRD Jawa Timur saat marak aksi demo anarkis beberapa waktu lalu,” jelas politikus muda asal Kota Surabaya.

 

(Editor Aro)

#Bagi-bagi sembako

#Dalang Ki Purbo Asmoro

#DPRD jatim

#Hari Jadi Pemprov Jatim

#Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf

#Ki Purbo Asmoro

#Pagelaran wayang kulit

#wayang kulit

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.