siginews

Perkuat Karakter, 300 Guru Ikut Dauroh di Ponpes Al Azhaar Tulungagung

Reporter : Redaksi

Jawa Timur

Senin, 8 September 2025

Waktu baca 2 menit

Perkuat Karakter, 300 Guru Ikut Dauroh di Ponpes Al Azhaar Tulungagung

siginews.com-Tulungagung – Sebanyak 300 guru mengikuti kegiatan bertajuk Dauroh Tarbiyah Nabawiyah yang digelar Pondok Pesantren Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung di Gedung Dakwah Abi KH M.Ihya, pada Senin (8/9/2025).

Dalam sambutannya, Pengasuh Pesantren KH. Imam Mawardi Ridlwan menegaskan bahwa dauroh ini bukan sekadar forum ilmiah, melainkan pelatihan ruhani dan intelektual bagi para guru agar mampu meneladani pendidikan Rasulullah ﷺ secara bersanad dan berakhlak.

“Para guru membutuhkan ilmu yang bersanad dalam menerapkan pendidikan nabawi, maka dauroh ini diadakan,” ujar Abah Imam.

Momentum bulan Robi’ul Awal menjadi latar spiritual yang kuat, di mana tema Tarbiyah Nabawiyah dipilih untuk menggali bagaimana Gusti Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ mendidik umat dengan cinta, kesabaran, dan keteladanan.

Sebagai narasumber utama dalam dauroh ini adalah Habib Muhammad Hasan Al Jufri, pendiri dan pengasuh Al Khoirot College Mukala, Yaman.

Dalam pemaparannya, beliau menekankan bahwa guru bukan hanya penyampai pelajaran, tetapi pelajaran itu sendiri.

“Anak-anak tidak hanya mendengar, mereka meniru. Maka jika seorang guru bertutur lembut, jujur, sabar, dan penuh kasih seperti akhlak Rasulullah ﷺ, anak-anak akan belajar bukan hanya dari kata-kata, tapi dari perilaku,” jelas Habib Al Jufri.

Beliau juga mengingatkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak hanya mengajarkan Islam, tetapi menjadi Islam itu sendiri dalam perilaku.

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Maka guru yang ingin dicontoh harus terlebih dahulu mencontohkan. “Jangan mengajarkan sebelum menjalankan,” tegasnya.

Dalam pelatihan ini secara mendalam, Habib Al Jufri menyampaikan bahwa profesi guru adalah ladang amal jariyah yang tak pernah kering.

Ketika seorang anak tumbuh dengan akhlak mulia karena didikan gurunya, lalu ia mendidik anak-anaknya dengan nilai yang sama, maka pahala itu terus mengalir meski sang guru telah tiada.

Abah Imam kembali menegaskan bahwa keteladanan adalah inti dari pendidikan.

“Mengajar bukan hanya soal kurikulum, tetapi soal ketuladan. Anak-anak tidak hanya mendengar, mereka merasakan ketulusan. Dan dari ketulusan itulah tumbuh kepercayaan, lalu lahirlah generasi beradab,” tutup beliau.

Dauroh ini menjadi pengingat bahwa di tengah kompleksitas dunia pendidikan, ada satu jalan yang tetap terang: jalan keteladanan Rasulullah ﷺ. Dan guru adalah lentera yang menuntun generasi menuju beradab.

(Editor Aro)

#Dauroh Tarbiyah Nabawiyah

#Guru

#Jawa Timur

#KH Imam Mawardi

#Pelatihan Guru

#Pendidikan

#Pesantren Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung

#Tulungagung

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.