Jombang – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyebabkan kekhawatiran di kalangan peternak. Dinas Peternakan Kabupaten Jombang mencatat ratusan kasus PMK, dan beberapa di antaranya berujung pada kematian sapi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Mohammad Shaleh meragukan kematian sapi secara mendadak di Dusun Kalianyar, Desa Kedungombo, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang karena terkena Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Yang jelas belum tentu PMK, karena pembinaan terakhir di wilayah Kedungombo saat itu Zero, tidak ada hewan ternak terindikasi zero PMK,” kata M Shaleh kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
Kendati meragukan, M Shaleh tetap akan menerjunkan tim dari Dinas Peternakan untuk melakukan pengecekan. Meski sapi yang dinyatakan meninggal mendadak tersebut sudah dikuburkan oleh pemilik dan warga setempat.
“Petugas akan datang kesana untuk mengecek hewan mati di lokasi apa terindikasi atau tidak, kita hanya bisa seperti itu,” ungkap Mantan Kepala Dinas Sosial Jombang itu.
“Laporan terakhir akhir Desember diwilayah pembinaan Desa Kedongombo tidak ada indikasi PMK,” imbuhnya.
Sebelumnya, Satu ekor sapi mati secara mendadak di Dusun Kalianyar, Desa Kedungombo, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Kematian satu ekor sapi milik Sarto (52) ini terjadi ditengah merebaknya virus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di kota santri.
Sarto menyebut kejadian sapi mati miliknya diketahui sekitar Senin (6/1/2025) sekira pukul 20.00 WIB malam. Baru pada pagi hari pihaknya mngambil inisiatif menguburkan bangkai sapi.
“Mati mendadak wau dalu jam delapan, enjing wau dikubur (mati mendadak tadi malam jam delapan, tadi pagi dikubur, red),” kata Sarto kepada wartawan, Selasa (7/1/2024).
Menurut Sarto, tidak ada gejala yang terlihat, kondisi sapi sendiri dalam keadaan baik – baik saja secara fisik, namun tidak mau makan. Ia pun berinisiatif memberi makan dengan cara disuapi dan mau makan.
“Mboten semerap, ngantos sedinten kadose rubuh, terus kejang – kejang (tidak tahu, sampai sehari kelihatannya roboh, terus kejang – kejang, red),” beber pria yang sudah sekian tahun beternak sapi itu.
Ketika disinggung mengenai adanya gejala sapi mengeluarkan liur, atau mulut berbusa, Sarto mengaku tidak melihatnya. “Intinya mati mendadak mas,” ucapnya.
Perlu diketahui, Sebanyak 323 ekor sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jombang. Tingkat persebaran penyakit akibat Virus RNA menyasar hampir semua Kecamatan di Kabupaten Jombang.
Angka hewan sapi terjangkit penyakit PMK merupakan akumulasi dari data per Desember 2024 sebanyak 282 kasus dan 41 kasus di awal Januari 2025. Dimana 31 ekor terpaksa disembelih dan 11 ekor lainnya terpaksa mati.
(Pray)