siginews-Surabaya – Menyikapi Hari Buruh 2025, Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, menegaskan komitmen Pemprov dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui penguatan pelatihan kompetensi di Balai Latihan Kerja (BLK), termasuk peningkatan kemampuan bahasa dan teknologi, serta memelihara hubungan industrial yang harmonis.
“Jawa Timur memiliki sekitar 800 ribu lebih perusahaan, sebagian besar adalah UMKM. Karena itu, kami terus mendorong peningkatan kompetensi pekerja melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), termasuk penguasaan bahasa dan teknologi,” jelas Sigit saat dialog publik, Selasa (30/4/2025).
Ia mengatakan Disnakertrans aktif berperan dalam menjaga hubungan industrial yang kondusif melalui tim deteksi dini dan mediator yang memfasilitasi dialog bipartit dan tripartit.
“Kami rutin membina dan mempertemukan kedua pihak lewat forum bipartit dan tripartit agar hubungan kerja tetap kondusif,” ujarnya.
Namun, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Jatim, Ahmad Fauzi, memberikan perspektif lain terkait upaya peningkatan skill pekerja, menyoroti bahwa perubahan pola pikir bukanlah hal yang sederhana, terutama bagi pekerja yang terbiasa dengan rutinitas kerja tertentu.
“Mengingatkan orang untuk menambah skill itu tidak segampang itu, apalagi yang sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan. Mereka sudah terbiasa dengan pola kerja yang itu-itu saja. Disuruh belok kiri atau belok kanan saja kadang susah,” kata Fauzi.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi saat ini tidak hanya berasal dari internal dunia kerja, tetapi juga dari situasi ekonomi global.
“Ekonomi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kami terus mengingatkan semua komponen, baik yang sudah maupun belum bekerja, untuk menumbuhkan etos kerja dan disiplin tinggi,” tambahnya.
Fauzi, Ketua SPSI Jatim, menegaskan betapa vitalnya peran Jawa Timur dalam perekonomian nasional, sebagai penghasil utama pangan dan komoditas ekspor.
“Jawa Timur ini adalah lumbung pangan nasional. Daging, telur, beras nomor satu. Bahkan, untuk ekspor ke Amerika Serikat dari sektor garmen, furniture, alas kaki, itu juga didominasi dari Jawa Timur,” tegasnya.
Ia mengingatkan akan tantangan tarif ekspor dan mengajak pekerja serta pengusaha untuk merefleksikan kewajiban masing-masing di momentum Hari Buruh.
“Jangan lelah, tetap optimis. Hari esok akan penuh tantangan yang lebih kompetitif. Masing-masing pihak harus menyadari kewajibannya. Jangan hanya menuntut hak, tetapi dahulukan kewajiban. Baik oleh pekerja maupun pengusaha,” tutup Fauzi.
(Editor Aro)