siginews-Jakarta – Indonesia dan Prancis kini terikat dalam sebuah kerja sama strategis yang akan berdampak pada sektor pangan dan komoditas utama.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengumumkan bahwa kesepakatan ini telah ditandatangani beberapa waktu lalu, bertepatan dengan kunjungan Presiden Prancis ke Istana Negara. Disampaikan dalam acara tasyakuran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 4 juta ton di kediamannya di Jakarta Selatan, Jumat (30/5).
Amran menjelaskan, inti dari kerja sama ini adalah importasi sapi dari Prancis. Langkah ini diambil pemerintah untuk mengamankan cadangan sapi dan susu sapi di Indonesia, sebuah upaya vital untuk menjaga stabilitas pasokan pangan domestik.
Namun, Indonesia tidak begitu saja menerima impor tersebut. Pemerintah menetapkan syarat tegas: Prancis harus bersedia menerima impor Crude Palm Oil (CPO) dari Indonesia. Dengan demikian, pasar ekspor CPO Indonesia akan semakin luas, dan komoditas unggulan ini diharapkan bisa lebih dikenal di pasar internasional.
“Kita impor, bisa sapi, bisa susu, tapi dengan catatan, CPO kita juga diterima, harus dong,” tegas Amran Sulaiman,
Ini merupakan posisi tawar Indonesia dalam menjalin kemitraan internasional ini. Kerja sama ini diharapkan membawa keuntungan ganda bagi kedua negara.
Lanjutnya, “MOU dengan pemerintahan Prancis, itu kita kerjasama di bidang teknologi. Itu mungkin fokus nanti kepada, fokus pada livestock untuk sapi atau susu, dua itu kita fokus,” kata Amran.
Lebih jauh, tidak terbatas pada satu kerjasama, strategi pengamanan cadangan pangan Indonesia terus bergulir. Menteri Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa pemerintah tidak hanya bergantung pada Prancis untuk pasokan sapi dan susu. Indonesia membuka peluang impor dari berbagai negara lain demi menjaga stabilitas kebutuhan domestik.
Secara khusus, Amran menyoroti Selandia Baru atau New Zealand sebagai salah satu kandidat utama. Negara di Pasifik Selatan ini memiliki reputasi global sebagai produsen susu sapi berkualitas tinggi, menjadikannya mitra potensial yang menarik.
“Nanti kita lihat perkembangannya, bukan Prancis saja, banyak negara, New Zealand,” jelas Amran.
(Editor Aro)