siginews-Jombang – Usai dua hari digenangi banjir, warga Jombang kini bisa sedikit bernapas lega. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang melaporkan bahwa banjir yang melanda lima kecamatan kini mulai berangsur surut pada Selasa (10/6) siang.
Kabupaten Jombang sempat terendam setelah curah hujan tinggi terus-menerus turun dari Minggu sore (8/6) hingga Senin pagi (9/6). Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi setidaknya 13 titik di lima kecamatan, menyebabkan gangguan signifikan bagi aktivitas warga.
Namun, kondisi ini mulai membaik. Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, memastikan bahwa pemantauan menunjukkan genangan air di sejumlah lokasi sudah mulai berkurang. Ini adalah sinyal positif bagi upaya pemulihan pascabanjir di Jombang.
“Berdasarkan pemantauan terbaru, air mulai menunjukkan tren surut di hampir seluruh wilayah terdampak,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (10/6/2025).
Pihaknya melalui Pusdalops Penanganan Bencana langsung bergerak cepat melakukan koordinasi dengan perangkat desa terdampak banjir. Selain itu langkah koordinasi dilaksanakan untuk memantau perkembangan dan menilai kondisi lapangan.
Hingga Selasa (10/6) siang belum ada laporan mengenai kebutuhan darurat dari warga, dan tidak ada pengungsian yang tercatat. Namun, BPBD Jombang bersama instansi terkait tetap memantau sisa genangan.
“Fokus kami saat ini adalah memantau sisa genangan dan memastikan keselamatan warga serta kelancaran aktivitas mereka pasca-banjir,” ujar Wiku.
Sebelumnya, berdasar pantauan BPBD Jombang pada Senin (9/6/2025) pukul 09.30 WIB, genangan terparah berada di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung. Di lokasi tersebut ketinggian air mencapai 1,5 meter.
“Air masuk ke rumah-rumah warga dan menutup akses jalan desa,” ungkap Wiku kepada wartawan, Senin (9/6/2025).
Di wilayah yang sama, genangan banjir juga terjadi di Desa Tejo, Desa Mojotrisno, Desa Janti, dan Desa Mancilan. Ketinggian air di wilayah tersebut berkisar antara 30 hingga 60 sentimeter.
Kecamatan Sumobito dan Kesamben juga terdampak. Masing-masing di Desa Jogoloyo, Desa Palrejo, Desa Balongsono (Dusun Taluk Kidul), dan Desa Pojok Kulon (Dusun Sambigelar).
Banjir juga menggenang di wilayah Kecamatan Mojowarno. Tepatnya di Desa Catak Gayam dan Selorejo (Dusun Mojodadi). Di Kecamatan Kudu, air menggenangi Desa Tapen (Dusun Tapen Lor) dan Desa Bakalanrayung.
“Sebagian besar genangan mulai surut, namun di beberapa titik seperti Balongsono justru menunjukkan kenaikan permukaan air, terutama di area persawahan,” tambah Wiku.
Sama halnya di wilayah Desa Balongsari, Desa Gongseng kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Banjir merendam area persawahan, menyebabkan tanaman padi petani yang baru saja tanam terendam.
Selain permukiman dan lahan pertanian, banjir juga merendam area Pondok Pesantren Darul Ulum di Rejoso, Kecamatan Peterongan. Sungai Rejoso yang melintas di wilayah tersebut tidak mampu menampung debit air, sehingga menyebabkan luapan ke kompleks pondok.
(Pray/Editor Aro)