siginews-Los Angeles – Gelombang demonstrasi menolak kebijakan imigrasi pemerintahan Donald Trump di Los Angeles, Amerika Serikat, memanas hingga berujung pada situasi tak terkendali. Akibatnya, Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, pada Selasa (10/6) mengumumkan keadaan darurat dan menetapkan jam malam untuk meredakan ketegangan.
Demonstrasi yang dipicu oleh kebijakan imigrasi kontroversial Trump serta keputusannya mengerahkan pasukan Garda Nasional, berujung pada penjarahan masif. Sejumlah toko, termasuk gerai Adidas dan Apple, menjadi sasaran penjarahan pada Senin (9/6) malam.
Karen Bass menyatakan jam malam mulai berlaku dari Selasa pukul 20.00 hingga Rabu pukul 06.00 waktu setempat. Pelanggar aturan ini akan ditangkap dan dikenai hukuman.
Kepolisian Los Angeles (LAPD) melaporkan, selain toko-toko besar, penjarahan juga terjadi di apotek, apotek ganja medis, dan berbagai toko lainnya. Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan toko perhiasan dirusak dengan barang dagangan yang berserakan.
LAPD mencatat telah menangkap 14 orang terkait penjarahan tersebut. Lebih lanjut, polisi menjelaskan seorang perempuan ditangkap karena perampokan di Apple Store, sementara dua orang lainnya ditahan karena penjarahan. Mirisnya, dua petugas kepolisian juga terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit saat berusaha mengamankan situasi, demikian laporan ncbnews.
Situasi ini menjadi gambaran nyata bagaimana kebijakan di tingkat federal dapat memicu gejolak sosial dan kekacauan di tingkat kota, menuntut respons darurat dari pemerintah daerah.
(Editor Aro)