Jakarta – 100 hari pemerintahan Prabowo diwarnai sejumlah penyataan-pernyataan yang membingungkan terutama pernyataan dari Presiden Prabowo dan Menterinya yang berbeda. Hal ini tentu harus jadi pertimbangan dalam menilai kinerjanya.
Pernyataan Prabowo terkait program swasembada pangan 2025 berencana tidak akan melakukan impor jagung. Hal ini disampaikan Presiden Prabowo saat rapat paripurna Kabinet Merah Putih (22/1) di istana.
Berbeda dengan pernyataan Prabowo mengenai kebijakan impor jagung, Menteri Koordinator bidang pangan (Menko Pangan) Zukifli Hasan mengatakan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemandirian pangan, pemerintah akan mengurangi impor berbagai komoditas.
Salah satu komoditas yang menjadi sasaran adalah jagung industri, yang saat ini diimpor hampir 1,7 juta ton. Pemerintah akan fokus pada peningkatan kualitas jagung lokal agar dapat memenuhi standar industri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Kita harus paksa untuk meningkatkan kualitas jagung dari lokal kita sehingga bisa diserap oleh industri,” ucapnya usai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (9/12/2024).
Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan mengurangi kuota impor jagung untuk industri. Jika sebelumnya industri diizinkan untuk mengimpor hingga 1,7 juta ton jagung, kini kuota impor hanya sebesar 900.000 ton.
“Selebihnya kita harus mampu meningkatkan pertanian kita sehingga memenuhi persyaratan untuk industri,” jelasnya.
(Aro)