Surabaya – Surabaya kembali menjadi tuan rumah acara Buka Bersama yang diadakan oleh DR (HC) Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum., pada Minggu (16/3/2025). Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Dana Pendidikan Nasional (DAPENA) dengan mengusung tema ‘Pangkat dan Jabatan Belum Tentu Membuatmu Bahagia, namun Iman dan Takwa akan Mengantarkanmu ke Surga’.
Momentum tahunan yang telah berlangsung selama 25 tahun ini melibatkan tokoh lintas agama serta mengundang anak yatim dan kaum dhuafa. Acara berlangsung meriah dan khidmat, diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Pancasila, sambutan, penyerahan simbolis paket buka bersama dan paket Ramadhan, serta diakhiri dengan buka puasa dan foto bersama.
Boehm Wilasworo Natanegara, Ketua yayasan DAPENA Surabaya dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas acara yang digagas Ibu Negara RI ke-4 tersebut.
“Acara ini dapat memupuk kerukunan antar umat beragama, dan menjaga kerukunan nasional sebagai pilar keutuhan bangsa. Juga memperkuat tali persaudaraan dan kerukunan serta jaringan kerja kemanusiaan bagi kita semua,” kata Boehm Wilasworo Natanegara.
Ia berharap momentum ini mampu menggugah kepedulian para alumni Dapena dan bentuk kontribusi ke DAPENA.
“Kami juga berharap ini menjadi momentum untuk meningkatkan jaringan kepedulian alumni sehingga alumni dapat mengambil peran pada almamater sebagai bentuk kontribusi pada DAPENA yang konsisten melayani masyarakat umum dari berbagai agama, etnis dan suku, sesuai visi DAPENA,” harap Boehm.

DR (HC) Hj. Sinta Nuriayah Abdurrahman Wahid, M.Hum. dalam amanatnya menyampaikan bahwa acara semacam ini sudah ia lakukan sejak mendampingi Presiden Gus Dur di istana negara. Ini sudah memasuki tahun ke 25, melaksanakan kegiatan sahur, buka bersama kaum dhuafa dan marjinal.
Penyelenggaraannyapun juga diberbagai tempat, di halaman klenteng, gereja atau di tempat-tempat lain. Sahur dan buka Bersama merupakan aktifitas keagamaan, kemanusiaan dan kewarganegaraan yang saling menyatu.
“Puasa adalah salah satu bentuk ibadah (keagamaan) khsusunya bagi umat Islam. Melalui puasa juga diajarkan berbagai macam akhlaq dan budi pekerti yang luhur, saling menghargai, tolong menolong, merasakaan orang yang tidak mampu. Ini adalah nilai-nilai Kemanusiaan,” tutur Sinta.
“Puasa dan Kewarganegaraan. Indonesia majemuk, terdiri dari berbagai agama, suku bangsa, dsb. Kita semua tinggalnya di Indonesia, sehingga semua adalah saudara kita. Kalau saudara, bolehkan kita gontok-gontokan, berebutan? Tentu tidak. Kita harus saling mengasihi, menyayangi, menghormati, dan saling tolong menolong. Karena pada hakekatnya kita adalah satu. Satu nusa satu bangsa satu Bahasa, Indonesia,” pungkas Ibu Sinta.
Dalam acara tersebut Bu Sinta Nuriyah juga mengajak semua yang hadir untuk menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa, sebagai salah satu upaya mengingatkan kembali pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan serta kerukunan warga bangsa. (Aro)