siginews-Sidoarjo – Rujak cingur, sebuah mahakarya rasa yang kaya akan sejarah dan kearifan lokal, sekali lagi membuktikan ketangguhannya sebagai pilar utama perekonomian Indonesia.

Di tengah gemerlap inovasi kuliner modern, kisah sukses Dapoer Mimi El Kinzi sekali lagi menegaskan bahwa UMKM kuliner tradisional bukan sekadar warisan budaya, melainkan juga kekuatan ekonomi yang riil.
Kisah Siti Choiriyah, atau akrab disapa Mimi, adalah representasi nyata semangat pegiat UMKM kuliner yang tak pernah padam. Berawal dari dukungan sederhana sang suami yang membangunkan lapak di depan rumah, kecintaan Mimi pada dunia masak dan permintaan tetangga akan rujak cingur berkualitas akhirnya melahirkan ‘Dapoer Mimi El Kinzi’.
“Aku kan suka masak apapun nah kebetulan tetangga disini banyak yang suka rujak, biasanya mereka kalau beli rujak yang enak harus ke Surabaya, dari situ akhirnya muncul dalam pikiran kenapa gak buka rujak saja ya akhirnya buka dapoer Mimi El Kinzi,” ujar Mimi saat berbincang santai dengan tim Siginews yang tengah mencicipi kuliner rujak, Kamis (24/4/2025).
Siapa sangka, dapur kebanggaan Mimi yang berlokasi di sebuah gang di Waru, Sidoarjo, mampu mencatatkan omset yang fantastis, mencapai Rp 300.000 per hari dalam kurun waktu enam bulan saja.
Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata bahwa kualitas dan cita rasa autentik selalu menemukan jalannya di hati konsumen.
Rahasia kesuksesan Rujak Cingur Dapoer Mimi terletak pada kedermawanan bahan, terutama cingur yang menjadi bintang utama, serta bumbu yang melimpah dan meresap.
Penggunaan petis pilihan menjadi kunci cita rasa yang otentik, menciptakan kerinduan bagi siapa saja yang pernah mencicipinya.
Lebih dari sekadar rujak cingur, Dapoer Mimi juga menawarkan varian kuliner lainnya, gado-gado, lontong mie, hingga empek-empek, melengkapi pengalaman kuliner tradisional yang memanjakan lidah.
Namun, Mimi tak hanya terpaku pada penjualan konvensional. Menyadari tantangan zaman, ia cerdik memanfaatkan platform online, menggandeng aplikasi daring serta jaringan media sosial dan komunitas di sekitarnya.
Langkah ini membuktikan bahwa UMKM kuliner tradisional pun mampu beradaptasi dan menjangkau pasar yang lebih luas di era digital.
Kisah Mimi dan Dapoer Mimi El Kinzi adalah inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya. Pesan tulus Mimi di akhir perbincangan, “Kalau mau usaha mulai saja dulu, selanjutnya semuanya serahkan sama Allah, gak akan tertukar kok rejekinya,”
Artinya diperlukan mentalitas pengusaha UMKM yang gigih, berani mengambil langkah, dan memiliki keyakinan teguh pada rezeki yang telah digariskan.
(Lauren/Editor Aro)