siginews-Vatican – Tradisi Vatikan kembali dijalankan saat peti mati Paus Fransiskus disegel pada Jumat malam di Basilika Santo Petrus, setelah sekitar 250.000 peziarah memberikan penghormatan terakhir.
Bersama jenazah Paus kelahiran Argentina itu, turut disemayamkan pallium, koin dan medali masa kepausannya, serta “Rogito” atau akta yang mendokumentasikan kehidupan dan kepemimpinannya.
Sebagai persiapan Misa Requiem, teks lengkap “Rogito” berbahasa Latin telah dirilis oleh Takhta Suci, siap untuk disegel dalam silinder logam.
Berikut ini adalah isi dari Akta tersebut:
AKTA MENGENAI WAFAT, RITUAL PEMAKAMAN, DAN PERSEMADAMAN BAPA SUCI FRANSISKUS YANG MULIA
Pada hari Senin Paskah, 21 April Tahun Suci 2025, pukul 07.35 pagi, di tengah terang Oktaf Paskah, Fransiskus, Gembala Agung Gereja yang terkasih dan Paus ke-266, telah berpulang ke sisi Bapa. Kenangan akan pelayanannya yang penuh keberanian dan kesetiaan kepada Injil serta Gereja Kristus senantiasa terukir dalam benak umat Kristiani dan seluruh umat manusia, terutama mereka yang kurang mampu.
Jorge Mario Bergoglio, yang terpilih menjadi Takhta Petrus pada 13 Maret 2013, dilahirkan di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, dari keluarga imigran Piedmontese. Riwayat hidupnya mencakup studi di bidang kimia, panggilan imamat yang membawanya bergabung dengan Serikat Yesus, studi humaniora dan filsafat, serta pengabdian sebagai pendidik dan gembala.
Tahbisan imamat diterima pada tahun 1969, diikuti pengikraran kaul kekal pada tahun 1973. Beliau pernah menjabat sebagai pemimpin Yesuit di Argentina, melanjutkan studi doktoral di Jerman, dan menjadi kolaborator dekat Kardinal Antonio Quarracino.
Pada tahun 1992, beliau diangkat menjadi Uskup Tituler Auca dan Uskup Pembantu Buenos Aires, dengan motto episkopal “Miserando atque eligendo.” Promosi menjadi Uskup Agung Koajutor Buenos Aires terjadi pada tahun 1997, dan pada tahun 1998 beliau menggantikan Kardinal Quarracino sebagai Uskup Agung, Primat Argentina, dan jabatan penting lainnya. Pada tahun 2001, Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal dengan gelar St. Roberto Bellarmino.
Sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Kardinal Bergoglio dikenal sebagai gembala yang dekat dengan umat, menggunakan transportasi publik dan hidup sederhana. Pemilihannya sebagai Paus Fransiskus pada 13 Maret 2013, setelah pengunduran diri Benediktus XVI, ditandai dengan seruan untuk perhatian khusus kepada kaum miskin, mengikuti jejak Santo Fransiskus dari Assisi.
Kata-kata pertamanya dari Loggia of Blessings mengajak pada perjalanan persaudaraan dan kepercayaan. Pelayanannya sebagai Uskup Roma secara resmi dimulai pada 19 Maret 2013.
Kepedulian mendalam terhadap kaum terpinggirkan tercermin dalam keputusannya untuk tinggal di Domus Sanctae Marthae dan praktik merayakan Misa Kamis Putih di luar Vatikan.
Beliau mendorong para imam untuk menjadi pelayan belas kasih yang aktif. Dialog antaragama, terutama dengan umat Muslim, menjadi ciri khas kepausannya, yang menghasilkan deklarasi penting seperti Dokumen Persaudaraan Manusia. Hari-hari Sedunia untuk Orang Miskin, Kakek-Nenek, dan Anak-Anak merupakan inisiatifnya.
Paus Fransiskus memperluas Dewan Kardinal melalui sepuluh konsistori, mengangkat 163 kardinal dari berbagai negara. Lima sesi Sinode Uskup diselenggarakan selama masa kepemimpinannya. Suaranya lantang membela kaum tak bersalah, dan beliau memberikan penghiburan serta seruan perdamaian di tengah pandemi Covid-19 dan konflik global.
Setelah menjalani perawatan medis, termasuk operasi dan perawatan pneumonia, Paus Fransiskus terus menjalankan tugasnya dengan dedikasi hingga akhir hayatnya, memberikan berkat Urbi et Orbi (artinya kepada kota Rma dan kepada dunia) terakhirnya pada Hari Paskah 2025.
Magisterium doktrinalnya kaya, dengan nasihat apostolik Evangelii gaudium sebagai landasan program apostoliknya. Empat ensiklik penting, nasihat apostolik lainnya, konstitusi apostolik, surat apostolik, dan katekese menjadi bagian dari warisannya. Reformasi Kuria Roma melalui konstitusi apostolik Praedicate Evangelium (artinya khotbah Injil) merupakan langkah signifikan dalam masa kepemimpinannya.
Paus Fransiskus meninggalkan warisan kemanusiaan yang mendalam, kesucian hidup, dan peran sebagai seorang Bapa bagi seluruh umat.
(Editor Aro)