• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Ekbis

Isu Program 3 Juta Rumah Gratis, REI Jatim ‘Wadul’ ke DPD RI LaNyalla

Reporter : Editor 01 Kamis, 29 Mei 2025
Anggota DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menerima Pengembang Properti Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur menyampaikan keluhannya (Foto: dok.birohumaslanyalla/editing.aro)
SHARE

siginews-Surabaya– Kegelisahan disampaikan oleh para pelaku usaha properti di Jawa Timur yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur.

Mereka menyuarakan sederet keluhan terkait program rumah subsidi, termasuk agenda ambisius Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan 3 juta rumah, kepada anggota DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Surabaya, Rabu (28/5).

Dalam pertemuan tersebut saat masa reses, para pengembang merasa bahwa program besar ini belum terealisasi dengan baik di lapangan.

Salah satu biang keroknya adalah narasi “rumah gratis” yang sempat muncul dari pemerintah.

Narasi ini, menurut mereka, telah memicu kebingungan di kalangan masyarakat dan membuat calon pembeli menunda keputusan untuk membeli rumah subsidi.

“Sejak beliau dilantik dan mencetuskan program 3 juta rumah, banyak pernyataan beliau yang membuat teman-teman pengembang kesulitan. Utamanya soal rumah gratis. Padahal dalam skema FLPP, yang disubsidi adalah bunga dan uang muka sebesar 1% dengan bunga 5%,” ujar Rizky Supriadi, Sekretaris DPD REI Jatim.

Selian itu, kejelasan kuota program FLPP sering tidak transparan. Ketika pengembang berusaha mengakses kuota rumah subsidi, sering kali dijawab kuota sudah habis, meski secara nasional ditetapkan sebesar 220.000 unit untuk tahun 2025.

“Bisnis rumah subsidi ini masih sangat vital bagi kami. Tapi kuotanya cepat habis, dan pembayaran selisih bunga oleh pemerintah ke bank sangat lambat. Ini bikin banyak bank akhirnya enggan menyalurkan KPR FLPP,” tambahnya.

Baca Juga:  LaNyalla Sebut Anggaran Belum Cukup, KONI Jatim Butuh Dana Lebih

Menurut Rizky, skema FLPP masih menarik karena uang muka hanya 1%, bunga tetap 5%, dan jangka waktu kredit bisa sampai 25 tahun.

Namun lambatnya sistem reimbursement membuat bank Himbara yang sempat berkomitmen ikut serta, jadi mengendurkan partisipasinya. Kondisi ini diperparah dengan narasi rumah gratis, yang membuat calon pembeli ragu dan menunda pembelian karena berharap rumah benar-benar akan diberikan cuma-cuma.

“Beberapa konsumen kami yang sudah kasih tanda jadi minta penundaan pembelian karena mendengar soal rumah gratis. Ini membuat cash flow kami di daerah jadi terganggu,” ujar Rizky.

Anggota DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menerima Pengembang Properti Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur menyampaikan keluhannya (Foto: dok.birohumaslanyalla/editing.aro)

Sementara, Wakil Ketua Bidang Infrastruktur dan Tata Ruang REI Jatim, Azwar Hamidi, menambahkan bahwa keterlambatan pengumuman kuota juga berdampak langsung pada jadwal pembangunan.

“Biasanya pembangunan dimulai Januari, tapi pengumuman kuota baru keluar April atau Mei. Praktis kami tidak bisa produksi rumah di awal tahun,” katanya.

Menurut Azwar, hingga saat ini dari kuota nasional 220.000 unit, sudah terealisasi 160.000. Di Jawa Timur sendiri, realisasi FLPP menurut REI Jatim berada di kisaran 6.000 hingga 8.000 unit, sementara data BTN menyebut angka total FLPP di Jatim mencapai 12.000 unit.

Baca Juga:  Antara DPD RI dan Mosi Integral Natsir 

Ia juga mengkritisi klaim Menteri PUPR di DPR yang menyebut bahwa program rumah subsidi akan mencapai 600.000 unit per tahun. “Setelah kami koordinasi dengan TAPERA, Himbara, dan Kemenkeu, ternyata dana tahun depan hanya cukup untuk 350.000 unit. Jadi dari mana sisa 250.000 unit itu?” tegas Azwar.

Azwar menyoroti bahwa masalah daya beli masyarakat juga krusial. Ia mencontohkan usulan dari Gubernur Jawa Timur untuk menyediakan 20.000 rumah bagi buruh dan wartawan. Namun pertanyaannya, apakah kelompok ini benar-benar mampu membeli?

“Mereka tersebar di kawasan industri, tapi belum tentu lolos BI checking atau tidak terjerat pinjol,” ujarnya.

Selain itu, masalah segmentasi penerima manfaat juga menjadi perhatian serius. Iqbal Randy, Wakil Sekretaris Bidang Perpajakan REI Jatim, menyebut penggolongan kuota rumah berdasarkan profesi seperti nelayan, buruh, wartawan, atau ojek online justru bisa menjadi bumerang.

“Kalau dikelompokkan terlalu spesifik, bisa tidak terserap. Misalnya kuota untuk buruh di satu daerah tidak digunakan, maka kuota itu sia-sia. Padahal sejak dua tahun lalu, kami dorong agar KPR nonformal bisa diakses oleh semua,” ujarnya.

Baca Juga:  Reses LaNyalla: Petani Madiun Curhat Soal Krisis Pertanian dan Irigasi

Iqbal juga menyinggung status lahan yang menjadi semakin rumit. Banyak lahan di pinggiran kota yang kini masuk dalam zona hijau karena mendukung program ketahanan pangan nasional.

“Jadi program ketahanan pangan justru berbenturan dengan target pembangunan rumah. Kami jadi terpaksa cari tanah di tempat yang makin jauh dan mahal,” katanya.

Ia juga mempertanyakan anjuran pemerintah agar pengembang menggunakan tanah sitaan dari kasus BLBI, kejaksaan, atau bank bermasalah. “Itu rawan. Kita sudah bangun, lalu dipermasalahkan KPK karena status tanahnya tidak tuntas. Padahal pembangunannya sesuai aturan,” tambahnya.

Masih Iqbal, ia mengakui bahwa sebenarnya pasar rumah subsidi masih ada. Namun semua itu membutuhkan kepastian kebijakan dan regulasi. Tanpa kejelasan petunjuk teknis dari program 3 juta rumah, pengembang kesulitan menentukan peran serta dan arah investasi.

“Untuk menyambut 3 juta rumah, kami jujur belum paham harus bagaimana. Tidak ada juknis, tidak tahu kita bisa kebagian apa, atau harus urun bagaimana,” tutupnya.

Para pengembang berharap DPD RI bisa menyuarakan persoalan ini ke pemerintah pusat. Mereka ingin program 3 juta rumah tidak hanya menjadi janji politik, tetapi benar-benar dilandasi perencanaan teknis, anggaran, dan regulasi yang matang agar tidak menimbulkan disorientasi di pasar dan lapangan.

(Editor Aro)

Tag :AA LaNyalla Mahmud MattalittiAnggota DPD RI AA LaNyalla Mahmud MattalittiPengusaha propertiPerumahanReal Estate Indonesia Jawa TimurREI Jatim
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Hari Ini Pertamina Kirim Puluhan Unit Mobil Tangki ke Jember
Rabu, 30 Juli 2025
Pemerintah Siapkan 190 Titik Sekolah Rakyat, Tampung 15 Ribu Siswa
Rabu, 30 Juli 2025
Gempa Dahsyat Rusia Guncang Kamchatka: Jepang & Hawaii Siaga Tsunami
Rabu, 30 Juli 2025
Gempa Rusia: BMKG Rilis Peringatan Waspada Tsunami untuk Pesisir Timur
Rabu, 30 Juli 2025
Harga Pangan Surabaya: Sekarang Cabai Merah yang Melonjak, Besok?
Rabu, 30 Juli 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Hari Ini Pertamina Kirim Puluhan Unit Mobil Tangki ke Jember

Pemerintah Siapkan 190 Titik Sekolah Rakyat, Tampung 15 Ribu Siswa

Gempa Dahsyat Rusia Guncang Kamchatka: Jepang & Hawaii Siaga Tsunami

Gempa Rusia: BMKG Rilis Peringatan Waspada Tsunami untuk Pesisir Timur

Harga Pangan Surabaya: Sekarang Cabai Merah yang Melonjak, Besok?

Berita Menarik Lainnya:

Aturan Sound Horeg: Batasi Desibel hingga Larangan Konten Erotis

Selasa, 29 Juli 2025

PKS Kunjungi Presiden Prabowo di Istana, Ini Fokus yang Dibahas

Selasa, 29 Juli 2025

Puluhan Ribu Kopdes Mandek Menanti Kejelasan, Ini yang Ditunggu

Selasa, 29 Juli 2025

19 Warga Penghayat Kepercayaan di Jombang Kini Tercatat KTP & KK Resmi

Selasa, 29 Juli 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?