siginews-Liga Champions – Untuk kedua kalinya dalam beberapa musim terakhir, Paris Saint-Germain (PSG) kembali ke panggung final Liga Champions, dan kali ini, cerita mereka terasa berbeda.
Di bawah arahan Luis Enrique, tim ini tampak jauh lebih matang dan seimbang. Menariknya, mereka berhasil membangun kekuatan ini bahkan tanpa bergantung pada megabintang Kylian Mbappé, sebuah bukti bahwa PSG mampu berevolusi.
Tim raksasa Prancis ini tampil dengan semangat membara sepanjang babak gugur, berhasil menyingkirkan Arsenal di semifinal, dan secara keseluruhan mencatat sembilan kemenangan mengesankan dari sebelas laga di kompetisi terelite Eropa.
Secara ofensif, PSG adalah salah satu yang terbaik, hanya Barcelona yang lebih unggul. Ousmane Dembélé bahkan telah mengukir namanya dengan rekor keterlibatan gol tertinggi dari pemain Ligue 1 mana pun dalam sejarah Liga Champions.
Namun, di balik kegaharan lini serang, pertahanan PSG masih menyimpan kerapuhan. Meski sering berhasil menjaga gawangnya tidak kebobolan, tim lawan kerap menciptakan peluang berbahaya, sebagaimana yang ditunjukkan Arsenal dengan angka expected goals (xG) di atas 4,5 dalam pertemuan mereka.
PSG memang mengandalkan dominasi bola dan intensitas tinggi, tetapi kelemahan di lini belakang tetap menjadi perhatian.
Di sisi lain, Inter Milan datang dengan reputasi sebagai tim yang sangat adaptif terhadap dinamika permainan, sebuah keunggulan yang patut diperhitungkan dalam menghadapi kekuatan serangan PSG.
Inter Milan tiba di final Liga Champions sebagai tim yang mungkin kurang diunggulkan, namun perjalanan mereka menuju puncak adalah cerita yang mengesankan.
Mereka tampil tangguh tak terkalahkan di seluruh babak sistem gugur, bahkan berhasil melewati hadangan Barcelona dalam duel epik yang berakhir dengan agregat 6-6.
Di bawah arahan Simone Inzaghi, Nerazzurri telah berevolusi menjadi skuad yang seimbang dan penuh pengalaman. Setiap lini, khususnya lini tengah yang disiplin serta ketajaman Lautaro Martínez, bekerja dalam harmoni sempurna.
Bukti konsistensi mereka? Delapan pertandingan Liga Champions tanpa sekalipun menelan kekalahan.
Meski pertahanan mereka di fase gugur tidak se-impresif di penyisihan grup yang hanya kebobolan satu gol, Inter mampu menutup celah tersebut dengan efisiensi serangan yang luar biasa.
Mereka berhasil mencetak minimal dua gol di tujuh dari delapan laga terakhir Liga Champions. Awalnya dikenal sebagai tim dengan pertahanan paling solid di turnamen ini, Inter di fase gugur justru memperlihatkan ambisi menyerang yang kuat, bermain dengan penuh keberanian dan agresivitas.
Tempat Stadion Allianz Arena, Munchen, Jerman.
Kick off dini hari pukul 02.00 WIB, Minggu (1/6)
Prediksi kemenangan: PSG
(Editor Aro)