siginews-Jombang – Kehidupan modern yang seringkali menipiskan kepedulian, kisah Alfita Surya Dewi (15), warga Desa Kepatihan 5 Gang Baru, Jombang, layak menjadi teladan.
Sejak duduk di bangku kelas 5 SD, Alfita tak gentar mengemban tanggung jawab besar: merawat nenek semata wayangnya, Saripah (80), yang menderita kelumpuhan dan osteoporosis.
Dalam kesehariannya, Alfita membagi waktu antara menuntut ilmu dan merawat neneknya. Tak ada keluh kesah dari bibirnya, meski dengan berbagai keterbatasan. Semangatnya untuk terus belajar tetap menyala.
Kini, Alfita adalah siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Jombang. Di balik semua tantangan, ia menyimpan cita-cita besar untuk melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Jombang, salah satu sekolah favorit di “Kota Santri” tersebut.
Peran Alfita menjadi bukti nyata bahwa kepedulian tulus masih ada, menginspirasi banyak orang di sekitarnya.
Tetangga sekitar menyebut selain Alfita dikenal sebagai sosok anak berbakti. Ia juga dikenal sebagai anak yang pandai walau dengan berbagai keterbatasan. Para tetangga nampak peduli dengan kondisi Alfita dan neneknya.
Sering kali tetangga bersebelahan depan rumah merelakan bolak-balik membantu pengurusan administrasi bantuan kesejahteraan sosial hingga keperluan sekolah dan membantu kebutuhan sehari-hari.
Alfita di usianya yang masih remaja, cukup kuat dan sabar untuk menemani dan merawat sang nenek yang sedang lumpuh. Terlebih saat nenek berjalan dibantu walker (alat bantu) menuju kamar mandi baik untuk mandi, buang air kecil hingga buang air besar.
Fakta kondisi menyayat hati itu terungkap setelah pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang Donny Anggun bertandang ke rumah nenek Saripah.
Merujuk informasi dari pemerintah desa (Pemdes) Kepatihan, anggota DPRD Jombang Donny Anggun mendatangi rumah itu didampingi Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi dan sejumlah perangkat desa, Ahad (1/6/2025) petang.
Legislator di Kota Santri dan pemdes tujuannya sederhana, ingin memastikan kondisi Nenek Saripah dan Alfita. Ditengah keterbatasan keduanya, mereka tetap mendapatkan hak-hak mereka. Dalam artian sang nenek butuh fasilitas kesehatan untuk berobat dan sang anak butuh fasilitas untuk pendidikan.
“Mendapat informasi itu, kami langsung mendatangi lokasi, kita berikan hak mereka baik untuk nenek maupun sang anak yang masih sekolah,” kata Donny Anggun kepada wartawan.
Hasil kunjungan di kediaman nenek Saripah, Politisi PDI Perjuangan itu mendapat informasi jika Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik nenek Saripah bukanlah Penerima Bantuan Iuran (PBI). Artinya, jaminan kesehatan nenek Saripah masih bayar sendiri.
Melihat kondisi itu, Donny bersama pemerintah desa setempat langsung bergegas merubah jaminan kesehatan BPJS berbayar menjadi KIS yang pembayarannya ditanggung pemerintah.
Sementara, untuk Alfita disebutnya sudah mendapatkan beasiswa dari Program Indonesia Pintar (PIP) dan bantuan beasiswa lainnya.
Pantauan di lokasi, rumah yang ditinggali Alfita dan nenek Saripah cukup bersih. Walau Alfita mengurus rumah itu seorang diri. Di ruang tamu tidak ada meja dan kursi. Hanya ada tikar dan nampak kursi roda sang nenek yang diletakkan di dekat pintu.
Saat DPRD Jombang dan pemdes mengunjungi rumah tersebut, hanya Alfita yang menyambut mereka. Sebab, nenek Saripah sedang berada di dalam kamar.
Lantas, kades dan legislator ini mendatangi kamar sang nenek, nampak raut wajah senang penuh harapan. “Donny buk, rencang kulo,” kata Kades Kepatihan Erwin Pribadi di hadapan nenek Saripah.
“Alhamdulillah, enggeh, ini tadi kaki kok sakit biasanya saget riwa-riwi (menggunakan kursi roda,” sahut nenek Saripah, sembari menerangkan bahwa ia tidak bisa menyambut dengan duduk karena kakinya sakit.
“Kalau enten nopo-nopo lapor kulo nggeh buk, lek kulo mboten sanggup tak njaluk tulung Pak Donny,” ujar Kades meyakinkan kepada nenek Saripah.
Informasi yang dihimpun dari pemerintah desa setempat, Alfita dan nenek Saripah hidup berdua sejak Alfita masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD) sejak suami nenek Saripah meninggal dunia.
Alfita tidak pernah mengetahui ibunya. Sebab, sang ibu meninggal dunia saat melahirkan Alfita dan saudara kembarnya Elfita.
Alfita merupakan tiga bersaudara, yakni kakaknya seorang laki-laki dan saudara kembarnya itu perempuan.
Kakak Alfita yang laki-laki ikut sama ayahnya, informasi yang dihimpun, ayah Alfita sudah menikah lagi dan tinggal di rumah istri barunya, namun hingga kini pihak pemdes belum berhasil mengonfirmasi dimana ayah Alfita tinggal. Sementara saudara kembar Alfita ikut kerabat ibunya yang berada di Kota Surabaya.
Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi mengatakan, pemerintah desa terus melakukan pemantauan terhadap kondisi wargaya. Terlebih, warga yang membutuhkan uluran tangan.
Melalui kocek pribadi Erwin, tak jarang kebutuhan Alfita dan nenek Saripah ia tanggung. Meski dengan berbagai keterbatasan, Erwin optimis bisa sedikit meringankan beban. Termasuk menggandeng Anggota DPRD Jombang Donny Anggun untuk memberikan hak-hak yang semestinya diperoleh Alfita dan nenek Saripah.
Dengan menenteng sejumlah barang sembako dan kebutuhan sekolah Alfita, Erwin Pribadi dan Donny Anggun disambut hangat oleh para tetangga.
Dihadapan para tetangga, Erwin dan Donny bilang dan meminta para tetangga untuk membantu memantau dan mengabarkan informasi kondisi Elfita dan nenek Saripah.
Pantauan itu disebut Erwin guna memastikan bahwa warganya tidak ada kendala yang krusial di tengah kondisi yang penuh haru itu. Termasuk untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
(Pray/Editor Aro)