siginews-Jombang – Suasana yang inspiratif menaungi Balai Desa Plandi, Kecamatan Jombang, Rabu (11/6) malam.
Tiga figur kuat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), yakni Mantan Menteri Sosial Tri Rismaharini, serta dua Anggota DPR RI, Sadarestuwati dan Rieke Diah Pitaloka, hadir untuk sebuah misi penting: membangkitkan semangat pemberdayaan ekonomi perempuan.
Dalam suasana Bulan Bung Karno, ketiganya tampak solid, saling melengkapi dalam memberikan dorongan kepada para ibu yang memadati ruangan. Pesan mereka lugas, ibu-ibu harus bangkit dan menjadi garda terdepan dalam menggerakkan roda ekonomi keluarga.
Sadarestuwati, Anggota DPR RI Komisi V, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah awal yang baik bersama ibu-ibu di Jombang ini dengan program perempuan berdaya Indonesia Raya.
“Kami ingin mengajak perempuan Indonesia untuk bisa mandiri, berdaya sehingga bisa membantu perekonomian keluarga,” ucap Mbak Estu, Kamis (12/6/2025).
Mbak Estu akrab disapa menggambarkan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, dalam kondisi sulit, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dimana-mana serta berbagai problem ekonomi lainnya, perempuan tetap bisa berdaya.
“Pada saat ekonomi sedang sulit, PHK dimana-mana, ibu-ibu bisa membantu secara ekonomi keluarga,” beber ketua DPC PDI P Jombang itu.
Hari ini kita minta teman-teman perempuan untuk membuat kelompok-kelompok usaha sesuai dengan potensi yang mereka miliki, sehingga berkelanjutan.
Kalau dipaksakan satu usaha tidak mungkin berhasil, karena usaha harus datang dari dirinya sendiri, bakatnya dari dirinya sendiri. “InsyaAllah hal ini bisa terjadi,” ungkapnya.
Kegiatan menggandeng dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Bank Mandiri untuk memberi dukungan pembiayaan.
“Momen yang tidak mudah, ketika semua stakeholder hadir bersama bisa menyelesaikan satu demi satu,” tegasnya.
Sementara itu, Tri Rismaharini mengggambarkan kondisi perempuan di keluarga miskin. Meskipun suami bekerja tetap saja miskin karena kebutuhan yang tidak sedikit. Disinilan perempuan menjadi mesin ekonomi kedua yang harus diaktifkan.
“Makanya kita mengajari ibu-ibu, pengalaman di Surabaya dari 32 persen, tinggal 4 sekian persen yang masih miskin,” terang mantan Walikota Surabaya itu.
Sebagaimana contoh tatkala Risma Harini menjadi Menteri Sosial di era Presiden Joko Widodo. Ada program pengentasan kemiskinan melalui peran ibu-ibu.
“Saat menjadi menteri sosial program tersebut berbentuk Pena (Pahlawan Ekonomi Nusantara), setiap bulan rata-rata 10 ribu keluarga bisa keluar untuk tidak menerima bansos lagi,” tandasnya.
(Pray/Editor Aro)