Aplikasi Sistem Kelola Sampah (SIKELAPA) sebagai platform pendukung. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi operasional pengelolaan sampah secara digital, tetapi juga terintegrasi dengan beragam layanan bernilai tambah. Warga bisa membayar pajak kendaraan bermotor, menabung emas di Pegadaian, hingga menukar sampah dengan kebutuhan pokok (sembako)
siginews-Surabaya – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), pemain kunci dalam rantai logistik ekspor-impor, aktif mendukung program lingkungan. Melalui Sekretaris Perusahaan Erika Asih Palupi, TPS menyatakan komitmennya dalam inisiatif Bank Sampah, yang selaras dengan tujuan SDGs untuk energi bersih dan komunitas berkelanjutan.
“Diharapkan, Bank Sampah ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, dan ke depannya bisa menciptakan budaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” jelas Erika, Minggu (15/6).
Hingga caturwulan pertama 2025 telah menangani 498.727 TEUs peti kemas, TPS ingin peran mereka melampaui operasional bisnis dan berkontribusi langsung pada kelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat.
TPS Surabaya dan anak perusahaan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), tak hanya berfokus pada logistik, tetapi juga melangkah maju dalam komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG). Buktinya, mereka menginisiasi pendirian Bank Sampah di RW 3 Kelurahan Perak Barat, Surabaya. Program ini merupakan kolaborasi strategis antara TPS dan SPTP untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
Inisiatif Bank Sampah di Perak Barat ini terinspirasi dari kesuksesan Bank Sampah Induk Berkah di Sukomanunggal. Sebagai langkah awal, Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) TPS melakukan penjajakan dan dialog intensif dengan warga RW 3 Perak Barat, membangun fondasi kuat untuk implementasi program tersebut.
Program ini dirancang melalui serangkaian diskusi partisipatif dengan warga, mulai dari penentuan lokasi, mekanisme pengelolaan sampah, hingga strategi pemasarannya.
Dari kolaborasi ini, disepakati penggunaan aplikasi Sistem Kelola Sampah (SIKELAPA) sebagai platform pendukung. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi operasional pengelolaan sampah secara digital, tetapi juga terintegrasi dengan beragam layanan bernilai tambah.
Warga bisa membayar pajak kendaraan bermotor, menabung emas di Pegadaian, hingga menukar sampah dengan kebutuhan pokok (sembako). Ini adalah langkah konkret TPS dan SPTP dalam mewujudkan komunitas yang lebih peduli lingkungan dan berdaya secara ekonomi.
Inovasi pengelolaan sampah di Surabaya semakin berkembang. Bank Sampah “Gotong Royong” yang berlokasi di lapangan sepak bola Colombo, Jalan Ikan Dorang No. 46, operasional bank sampah ini dipimpin oleh Haryanto, Ketua RW 3 Perak Barat.kini beroperasi penuh sejak Januari 2025. Dilengkapi fasilitas modern seperti gudang, alat pres, pelatihan, dan dukungan aplikasi SIKELAPA, bank sampah ini telah menunjukkan dampak positif.
Dalam dua bulan pertama, Bank Sampah Gotong Royong berhasil mengumpulkan 826 kilogram sampah senilai lebih dari Rp1,3 juta.
Yang menarik, selain kertas dan kardus, galon air mineral bekas menjadi primadona. Galon-galon ini bukan hanya didaur ulang, tetapi juga disulap menjadi pot bunga atau wadah tanaman kreatif yang diminati pasar. “Pot hasil daur ulang ini cukup diminati karena unik dan ramah lingkungan,” kata Rusli, salah satu pengurus.
Ia menambahkan, satu pot daur ulang bisa dijual hingga Rp15.000, membuktikan bahwa pengelolaan sampah berbasis kreativitas dapat membuka peluang ekonomi signifikan.
(Editor Aro)