• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Lifestyle

Oleh-Oleh Haji Bukan Sekadar Kurma & Air Zamzam, Tapi Pelajaran Sanad

Reporter : Redaksi Rabu, 18 Juni 2025
Abdurrahman Wahid (Pengurus Depertemen SDI DPP HEBITREN, Ketua P4NJ Jabodetabek-Banten dan Founder Kita Santri)
SHARE

siginews-Tanah Suci – Di tengah hiruk pikuk ibadah haji, saya berkesempatan bertemu dua ulama khos yang menjadi mata rantai tak terpisahkan dari jaringan ulama Nusantara yakni, KH. Kholil As’ad dan KH. R. Chaidar Muhaimin Afandi (Gus Endar). Pertemuan tanpa protokoler dan antrean selfie ini menjadi mata air di Tanah Haram, tempat setiap ucapan mereka terasa seperti tamparan halus yang menyegarkan.

Mereka bukan hanya penyambung ilmu, tetapi juga ruh zaman yang mengingatkan kita pada sesuatu yang hilang: sanad keilmuan.

KH. Kholil, putra ulama pejuang pendiri NU, KH. As’ad Syamsul Arifin, sedikit bicara namun setiap kalimatnya bagai mata air yang dalam.

Sementara Gus Endar, cicit dari KH. M. Munawwir pendiri Ponpes Al-Munawwir Krapyak, hadir dengan wajah teduh dan gaya bicara yang menenangkan.

Dari keduanya, saya merasa “dipijat oleh sejarah dan dipelototi oleh kenyataan” bahwa umat ini telah kehilangan sanad, warisan mulia yang tak kasat mata namun menentukan arah dan kedalaman ilmu.

Baca Juga:  1.463 Jemaah Haji Bojonegoro Dilepas, Doa Mabrur Iringi Keberangkatan

Rihlah Ilmiah yang Memudar: Dulu Bawa Kitab, Sekarang Hanya Oleh-Oleh

Pertemuan ini membawa saya pada pertanyaan besar: ke mana perginya rihlah ilmiah yang dulu begitu kuat dalam tradisi haji kita? Dulu, naik haji bukan sekadar menggugurkan kewajiban.

Tanah Suci adalah madrasah terbuka. Santri kampung bisa menetap bertahun-tahun, menyerap ilmu, dan pulang sebagai ulama bercahaya.

Nama-nama besar seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Mahfudz Termas, hingga KH. Hasyim Asy’ari adalah bukti rihlah ruhani panjang yang mereka tempuh. Mereka datang dengan semangat belajar, pulang dengan semangat membangun.

Namun, bagaimana dengan hari ini? Haji kerap menjadi urusan birokrasi, seragam, dan jadwal padat. Kita ingin segalanya cepat: datang, ibadah, lalu pulang.

Baca Juga:  35 Tahun IPHI: Fokus Pemberdayaan Masyarakat dan Raih Haji Mabrur

Tak ada waktu untuk ziarah ilmiah, apalagi sowan kepada ulama yang masih mengajar di Tanah Suci. Rihlah ilmiah telah memudar, tergantikan oleh wisata religius yang penuh dokumentasi namun minim makna.

Dulu, orang pulang haji membawa kitab; sekarang, yang dibawa adalah air zam-zam, kurma, dan koper penuh oleh-oleh. Bukan salah, tapi terasa miskin dari perjalanan yang seharusnya kaya makna.

Pentingnya Sanad: Urat Nadi Peradaban yang Kini Terancam Putus

KH. Kholil As’ad tak marah, ia hanya menatap dan berbicara pelan, namun hikmahnya menampar kesadaran. Jika sanad ini terus diputus, ilmu hanya akan menjadi informasi belaka.

Ia bukan lagi cahaya, melainkan senjata. Kita bisa berdebat dalil, tapi sulit rukun. Paham hukum, tapi lupa adab. Agama, pada akhirnya, bisa menjadi seperti pisau dapur: tajam, namun tergantung siapa yang memegang.

Baca Juga:  IPHI Jawa Timur: Pentingnya Sertifikasi Pembimbing Haji

Sanad, kata Gus Endar, bukan sekadar silsilah guru, melainkan urat nadi yang menghidupkan peradaban. Lewat sanad, kita mengenal siapa diri kita, asal-usul, dan tujuan.

Putusnya sanad berarti putusnya arah. Sowan kepada orang-orang saleh, yang kini tak lagi populer atau viral, justru di situlah letak maknanya. Duduk, diam, mendengar, tanpa terburu-buru membuka kamera, adalah pelajaran adab yang kini makin langka.

Pertemuan di Tanah Haram itu bukan hanya tentang dua ulama, melainkan cermin. Di sana, saya melihat betapa jauhnya kita dari jalan para pendahulu. Betapa mendesaknya kita untuk pulang—bukan ke rumah, tetapi ke ruh ilmu yang dulu membuat para santri haji pulang sebagai penjaga peradaban, bukan sekadar pembawa paket kurma.

Oleh Abdurrahman Wahid (Pengurus Depertemen SDI DPP HEBITREN, Ketua P4NJ Jabodetabek-Banten dan Founder Kita Santri)

(Editor Aro)

Tag :Air zam-zamHajiIbadahIlmu sanadKurmaOleh-oleh hajiTanah suci mekkah
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng
Senin, 30 Juni 2025
MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium
Senin, 30 Juni 2025
Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam
Senin, 30 Juni 2025
Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara
Senin, 30 Juni 2025
Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus
Senin, 30 Juni 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng

MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium

Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam

Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara

Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus

Berita Menarik Lainnya:

Menlu Sugiono Desak Indonesia Kompak Sikapi Konflik Iran-Israel

Senin, 30 Juni 2025

Prabowo& PM Anwar Kompak: Ambalat Tak Jadi Halangan Kerja Sama Ekonomi

Minggu, 29 Juni 2025

Bawaslu RI Sambut Putusan MK: Pemilu Serentak Terlalu Padat

Minggu, 29 Juni 2025

SIG Jadi Perusahaan Percontohan Industri Hijau di Indonesia

Jumat, 27 Juni 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?