PT Huadi Nickel Alloy merupakan perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Proyek ini dikenal sebagai salah satu proyek strategis nasional hilirisasi industri yang dibangun di era Presiden Jokowi dan menjadi kebanggaan Presiden Prabowo
siginews-Jakarta – Ratusan massa gabungan dari organisasi mahasiswa, buruh, petani, pemuda hingga serikat pengacara tumpah ruah, menyuarakan protes keras terhadap PT Huadi Wuzhou Nickel Industri (anak perusahaan PT Huadi Nickel Alloy) di Kantor Kementerian Tenaga Kerja RI, Senin (14/7) sekitar pukul 09.00 WIB.
Mereka datang membawa tuntutan tegas: “Hentikan Merumahkan Buruh dan Penuhi Hak Dasar Buruh Sekarang Juga”
Aksi ini dipicu oleh keputusan PT Huadi Wuzhou Nickel Industri yang secara sepihak telah merumahkan 350 buruhnya sejak 1 Juni 2025.

Keresahan semakin memuncak karena 600 buruh PT Huadi Yatai Nickel Industri, anak perusahaan lainnya, juga terancam bernasib serupa. Alasan klasik yang digunakan perusahaan adalah keterbatasan pasokan bijih nikel (Nickel Ore) dari kawasan pertambangan.
Namun, permasalahan tidak berhenti di situ. Selain ancaman PHK, terdapat tunggakan upah puluhan juta rupiah dari kelebihan jam kerja selama 5 tahun yang belum dibayarkan kepada para buruh.
Jika dikalkulasikan, total upah kelebihan jam kerja dari seluruh buruh PT Huadi Nickel Alloy yang belum dibayar diprediksi mencapai ratusan miliar rupiah.
Sebagai informasi, PT Huadi Nickel Alloy merupakan perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Proyek ini dikenal sebagai salah satu proyek strategis nasional hilirisasi industri yang dibangun di era Presiden Jokowi dan menjadi kebanggaan Presiden Prabowo.
Aksi solidaritas ini menunjukkan bahwa masalah buruh PT Huadi telah menjadi perhatian luas dan mendesak, menuntut intervensi serius dari pemerintah dan pihak terkait.
(Editor Aro)