siginews-Surabaya – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui program inovatifnya.
Dikenal dengan nama Program PELITA, inisiatif ini secara khusus dirancang untuk memastikan anak-anak yang terdeteksi mengalami stunting mendapatkan perhatian lebih, baik dari sisi gizi maupun psikologi di Surabaya (selama 12 bulan di Kecamatan Krembangan).
Program yang berjalan sejak September 2024, kini difokuskan di Kecamatan Semampir, Surabaya dan akan berlangsung hingga Agustus 2025. Program PELITA tidak hanya menyasar perbaikan asupan gizi bagi anak, tetapi juga mencakup pendampingan pola asuh dan pemantauan rutin terhadap tumbuh kembang anak.
Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi, menjelaskan tujuan utama dari program ini. “Melalui HLM ini, kami ingin memastikan bahwa peningkatan investasi tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga secara langsung menyentuh sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja luas,” ujar Erika, Surabaya, Kamis (17/7).
Menurut Erika, langkah ini didasari oleh keinginan kuat TPS untuk berkontribusi pada pembangunan SDM yang berkualitas. “Kami tergerak untuk berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui hal yang sangat mendasar dan bersifat lebih komprehensif,” tambahnya.
Dengan demikian, Program PELITA diharapkan tidak hanya mengatasi masalah gizi, tetapi juga memastikan perkembangan psikologis anak-anak stunting agar dapat tumbuh optimal.

Selain itu, program PELITA ini berlandaskan pada tiga pilar utama, yakni perbaikan gizi, penguatan pola asuh dan pemantauan pertumbuhan anak. Hingga Juli 2025, 14 balita di Kecamatan Semampir ikutserta dalam program. 6 balita telah dinyatakan lulus dari status stunting setelah menjalani berbagai intervensi intensif.
Kuota balita yang telah dinyatakan lulus akan diisi oleh balita stunting lain di Kecamatan Semampir (sepanjang masih ada selama program dilaksanakan). Para Peserta yang baru mengikuti program PELITA akan memperoleh manfaat yang sama dengan peserta lainnya.
Dalam melaksanakan program ini, SPTP dan TPS bekerja sama dengan RS PHC Surabaya dan Kecamatan Semampir. Sebagai upaya memastikan tumbuh kembang anak optimal, para peserta program menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap bulan.
Selain pemeriksaan kesehatan, peserta juga mendapatkan asupan nutrisi tambahan berupa pemberian susu yang dibagikan secara berkala sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi harian serta diharapkan dapat menunjang kesehatan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
“Pemberian susu secara teratur, ditambah dengan pemeriksaan kesehatan berkala merupakan langkah penting dalam mengatasi kekurangan gizi pada anak-anak penderita stunting,” jelas Erika.
Lanjutnya, “Keberhasilan intervensi secara berkelanjutan ini bisa dicapai dengan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk Puskesmas, Kecamatan, RS PHC, SPTP dan orang tua balita peserta program PELITA.”
Tak hanya fokus pada aspek medis dan gizi, Program PELITA juga menekankan pentingnya aspek psikososial dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Para orang tua diberikan edukasi melalui sesi penyuluhan yang dipandu oleh Psikolog Meutia Ananda, yang membahas pentingnya pola pengasuhan yang responsif dan penuh stimulasi.
“Pola pengasuhan yang penuh kasih sayang, interaksi yang positif, serta stimulasi sejak dini memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Kami berharap orang tua di Kecamatan Semampir semakin memahami dan mampu menerapkan pola asuh yang mendukung perkembangan anak secara optimal,” ujar Meutia.
“Kami berharap sinergi yang dibangun dengan berbagai lini dapat memberikan dampak nyata dalam penanganan stunting. Dengan pendekatan medis, gizi, dan psikososial yang terintegrasi, kami yakin generasi masa depan Indonesia akan tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing,” tutup Erika.
(Editor Aro)