siginews-Surabaya – Aan Ainur Rofik, aktivis ’98 berinisiatif dan menulis surat kepada M Sholeh atau Cak Sholeh-Inisiator gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat. Apa isi surat dari sesama aktivis ’98 itu.
“Saya berinisiatif menulis surat dan menemui sahabat saya M Sholeh selaku koordinator Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat,” ujar Aan Ainur Rofik kepada siginews.com, Senin (1/9/2025).
Aan menerangkan, aksi demostrasi di Jakarta pada 25 Agustus 2025 lalu, menimbulkan bentrok massa hingga malam hari. Kemudian, aksi dilanjut tanggal 28 Agustus 2025 yang mengakibatkan tragedi korban jiwa seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan.
Akibat insiden ini, kemudian menjadi aksi meluas di seluruh pelosok negeri, termasuk aksi di Surabaya yakni bangunan sebagai kerja Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di komplek gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, dibakar massa perusuh pada Sabtu (29/8/2025) malam. Juga bangunan-bangunan aset kepolisian di Surabaya juga menjadi amuk massa perusuh.
“Saya menyampaikan rasa prihatin yang sangat mendalam atas kejadian ini, hingga ada yang menimbulkan korban meninggal dunia,” tuturnya.
Melihat aksi beberapa hari terjadi di Surabaya dan beberapa daerah lain di Jawa Timur, mantan Ketua PC PMMI Surabaya, tidak ingin seruan dari aksi yang dinisiasi Cak Sholeh pada 3 September 2025 nanti bisa menambah panas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Jawa Timur dan khususnya di Kota Surabaya.
“Dalam situasi yang memanas saat ini, saya sebagai sahabat, sebagai teman sejawat, dan sesama aktivis pergerakan ’98, memohon dengan sangat dan dengan segala kerendahan hati pada sahabat M.Sholeh dan sahabat yang tergabung di Posko ‘Rakyat Jawa Timur Menggugat’ untuk menunda atau membatalkan rencana Aksi yang diserukan lewat media sosial yang akan dilaksankan pada tanggal 03 September 2025 di Gedung Grahadi Surabaya demi kondusifnya Jawa Timur dan demi kebaikan kita bersama,” harap Aan Ainur Rofik.
Aan yang juga warga nahdliyin (NU) ini mengajak khusunya pada masyarakat Jawa Timur, dan seluruh elemen bangsa untuk selalu waspada terhadap hal-hal yang bisa menciptakan kerusuhan dan kekacauan. Ia menegaskan bahwa, huru-hara tidak akan menguntungkan, justru akan memperburuk kita semua khususnya di Kota Surabaya.
“Saya sekali lagi memohon kepada sahabat M.Sholeh agar membatalkan atau menunda aksi ini. Saya tahu dan sangat kenal dengan Sholeh,” harap Aan.
Sebelumnya, M Sholeh beserta korlap lainnya (Acek Kusuma dan Musfiq) membentuk Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat. Posko tersebut dirikan sejak Kamis (21/8/2025) malam.
Pendirian posko tersebut sebagai tempat berkumpulnya masyarakat, serta tempat bagi warga yang ingin menyumbangkan makanan, minuman, air mineral, hingga donasi uang tunai. Gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat juga membuka donasi bagi simpatisan pendukung demo 3 September 2025 melalui rekening atas nama Acek Kusuma (juga salah satu korlap aksi).
Donasi tersebut digunakan sebagai bahan logistik bagi gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat yang akan melakukan aksi demo besar-besaran pada Rabu, 3 September 2025, mengusung tuntutan yakni, 1- Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor Roda 2 dan Roda 4.; 2- Usut Dugaan Korupsi Triliunan Rupiah yang Diduga Melibatkan Gubernur Jatim.; 3- Hapus Segala Bentuk Pungli di Sekolah SMA/SMK Negeri di Jawa Timur.
(jrs)