20 Sandera Israel Ditukar 1.950 Tahanan Palestina, Tenggat 72 Jam
Reporter : Sigit P
Headlines
Minggu, 12 Oktober 2025
Waktu baca 2 menit

Ringkasan:
- Gencatan Senjata dan Penarikan Pasukan: Fase pertama kesepakatan damai Israel-Hamas resmi dimulai.
- Skema Pertukaran Sandera: Kesepakatan tahap awal meliputi pertukaran sandera.
- Kelanjutan fase damai masih terhambat isu-isu sensitif, seperti demiliterisasi Gaza, penolakan Hamas untuk melucuti senjata.
- Dampak Politik di AS: Keberhasilan Trump menengahi gencatan senjata memberikan pembenaran kepada pendukung Arab-Amerika-nya di Dearborn, Michigan.
siginews.com – Konflik Gaza – Fase pertama kesepakatan damai antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump, telah resmi dimulai.
Militer Israel pada Jumat (10/10) siang waktu setempat telah memulai penarikan parsial pasukan dari sejumlah wilayah Gaza seiring diberlakukannya gencatan senjata.
Kesepakatan tahap awal ini menetapkan pertukaran besar-besaran: 20 sandera Israel yang masih hidup dengan ditambah pemulangan sandera yang tewas. Imbalannya pembebasan sekitar 250 tahanan Palestina dari penjara Israel serta 1.700 tahanan yang ditangkap selama perang.
Dengan berjalannya gencatan senjata, Hamas kini menghadapi hitungan mundur 72 jam untuk menyelesaikan penyerahan sandera hidup.
Selain pertukaran, ratusan truk bantuan kemanusiaan juga diharapkan dapat membanjiri Jalur Gaza setiap hari untuk meredakan krisis kelaparan yang kian memburuk.
Meski kesepakatan ini menjadi langkah terbesar menuju deeskalasi konflik dua tahun, kelanjutan fase damai masih diwarnai ketidakpastian. Isu-isu sensitif seperti demiliterisasi Gaza dan pembentukan pemerintahan pasca-perang.
Termasuk penolakan Hamas untuk meletakkan senjata dan perbedaan pandangan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan AS mengenai peran Otoritas Palestina—diprediksi akan menjadi hambatan krusial dalam negosiasi lanjutan.
Gencatan Senjata Gaza Bikin Lega Pendukung Arab-Amerika Trump di Michigan
Samra’a Luqman, seorang warga Arab-Amerika di Dearborn, Michigan, yang sebelumnya adalah Demokrat namun kini mendukung Donald Trump, akhirnya merasa terbayar setelah Presiden Trump membantu menengahi kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dukungan Luqman terhadap Trump, yang ia harapkan dapat mengakhiri perang di Gaza, sempat memicu reaksi keras dari tetangganya. Kini, ia menyebut perjanjian itu sebagai kemenangan politik.
“Ini hampir seperti momen ‘Sudah kubilang,'” kata Luqman, seorang warga Amerika keturunan Yaman. “Tidak ada presiden lain yang bisa memaksa Bibi untuk menyetujui gencatan senjata,” ujarnya, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (kutipan dari laman reuters)
Kepastian Perdamaian Belum Jelas
Meski gencatan senjata disambut suka cita oleh warga Palestina dan Israel, dengan korban tewas Palestina mencapai lebih dari 67.000 jiwa, masa depan perdamaian abadi masih dipertanyakan.
Rencana 20 poin Trump belum sepenuhnya disepakati, terutama mengenai bagaimana Gaza akan diatur pasca-pertempuran dan nasib akhir Hamas.
Trump menyatakan optimisme di Gedung Putih bahwa gencatan senjata akan bertahan. “Mereka semua lelah dengan pertempuran ini,” ujar Trump.
(Editor Aro)
#Gencatan senjata
#Hamas
#Israel
#Kesepakatan damai israel-hamas
#Konflik Gaza
#Konflik Timur Tengah
#Palestina
#Perjanjian damai israel-hamas



Berita Terkait

Mau Jual Hewan Kurban di Surabaya? Ini Syarat Ketat dari DKPP Surabaya
Ekbis.Sabtu, 17 Mei 2025

Hari Menanam Pohon, Babinsa Desa Kemirigede Hijaukan Embung Gogoniti
Headlines.Senin, 16 Desember 2024

Ini Solusi Penyelesaian Konflik Palestina dari Presiden Prabowo
Headlines.Kamis, 14 November 2024

Pertahankan Puncak, Mampukah The Reds Raih Kemenangan di Brentford?
Headlines.Sabtu, 18 Januari 2025

