Surabaya – Diantara wisudawan terbaik pada wisuda Unair (Universitas Airlangga) periode 243, terdapat mahasiswa asing dari negara Yaman, Muhammed Ahmed Qasim Saleh Aljunaid. Bahkan dia dua kali menjadi wisudawan terbaik di Unair.
“Saya memilih UNAIR karena kampus ini salah satu institusi yang terbesar di dunia, dan reputasinya tidak perlu diragukan lagi,” ujar Muhammed Ahmed Qasim Saleh Aljunaid, dikutip dari laman resmi Unair, Senin (12/8/2024).
Aljunaid selain resmi menjadi alumni Unair, ia kembali berhasil menyabet gelar Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR.
Sebelumnya, Aljunaid diketahui juga menjadi wisudawan terbaik program S2 FKG UNAIR pada Desesmber 2020. Usut punya usut melanjutkan kuliah S3 di FKG UNAIR telah ia impikan sejak menempuh studi S2.
Aljunaid sebagai mahasiswa asing dari timur tengah, Yaman, sempat mengalami kendala bahasa saat pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia. Namun, dia tidak patah semangat dan terus belajar.
“Saya sempat mengikuti kelas khusus bahasa Indonesia di Pusat Bahasa Unair,” tuturnya.
Menurut Aljunaid, belajar bahasa Indonesia sangat menyenangkan, lantaran susunan gramatikal yang tak jauh beda dari bahasa ibu di negaranya. Tak heran jika dalam kurun waktu 6 bulan ia sudah bisa memahami bahasa Indonesia.
“Saya juga menyukai bahasa Indonesia, karena susunan gramatikalnya tidak ribet. Kondisi itu yang memudahkan saya dalam belajar,” ungkapnya.
Selain itu menurut Aljunaid Indonesia merupakan negara yang kaya keberagaman budaya dan kepercayaan. Unair menjadi perguruan tinggi pilihannya untuk melanjutkan studi lantaran reputasinya di kancah dunia.
“Unair reputasinya tidak perlu diragukan lagi,” terangnya.
Aljunaid ternyata merupakan dosen dari Taiz University di Yaman. Kondisi yang sedang berjauhan dengan keluarga, membuatnya jarang pulang ke Yaman. Bahkan beberapa perayaan seperti hari raya idul fitri, ia habiskan di Surabaya.
“Selama ini saya kurang tidur dan jarang pulang ke Yaman,” ujarnya.
Pasca merampungkan studi S3, Aljunaid akan kembali ke negara asalnya. Ia akan kembali mengabdikan diri, melanjutkan penelitian, dan terus menghasilkan publikasi ilmiah.
“Setelah ini saya akan pulang ke Yaman bersama anak dan istri,” jelas dokter gigi Aljunaid.