Surabaya – Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, harga telur ayam maupun cabai rawit di pasar tradisional di Kota Surabaya mengalami lonjakan signifikan.
Dalam tiga hari terakhir ini, harga telur ayam meroket dari Rp 24 ribu per kilogram menjadi Rp 29 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ayam ini membuat para pedagang mengeluh karena omset penjualan mereka mengalami penurunan.
“Ada kenaikan (harga telur ayam) pak ya, memang 3 harian ini naik terus pak. Dulunya sebelum itu kan cuman 24 gitu, sekarang sampai 29 saya jual. Ya tiap harinya naik, sekarang 29 saya jual ya dalam tiga hari yang sudah ini pak. Ya kalau bisa jelang Natal dan Tahun Baru dinormalkan, kasihan rakyat ini. Dampak juga ini pak, biasanya beli 2 kilo jadi 1 kilo. Kadang yang mau beli nggak jadi karena naik,” ujar Hanafi seorang pedagang telur ayam di Pasar Dukuh Kupang Surabaya, Selasa (10/12/2024).
Tidak hanya telur ayam, harga cabai rawit dan cabai merah besar juga mengalami kenaikan. Harga cabai rawit yang sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
Sementara itu, harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Harga bawang putih juga ikut naik dari Rp 45 ribu per kilogram menjadi Rp 47 ribu per kilogram.
“Kayak sayur naik, cabai kecil cabai merah naik. Yang asalnya 25 cabai kecil sekarang 35, cabai besar 30,” ungkap Sofia, seorang pedagang sayur di Pasar Dukuh Kupang.
Kenaikan harga bahan pangan jelang Nataru ini dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“Kalau bisa setiap mau Natal Tahun Baru harganya normal lah, jangan naik semua tinggi semua naiknya. Ya susah terlalu tinggi, kebutuhan lain banyak,” keluh Kurniawan, seorang pembeli bahan pangan.
Baik pedagang pasar maupun masyarakat berharap pemerintah dapat melakukan stabilisasi harga untuk meringankan beban mereka. Kenaikan harga bahan pangan jelang Nataru memang menjadi fenomena tahunan yang kerap terjadi. Namun, diharapkan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk menekan kenaikan harga telur ayam, cabai rawit, cabai besar dan kebutuhan pokok lainnya, seperti operasi pasar atau subsidi biaya angkut. (jrs)