• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Headlines

Guru Besar Unair Prof Sarkawi : Amnesia Sejarah Itu Sangat Berbahaya

Reporter : Redaksi Rabu, 18 Desember 2024
Guru Besar Prof Dr Sarkawi SS MHum saat memberikan orasi ilmiah (foto: PKIP UNAIR)
Guru Besar Prof Dr Sarkawi SS MHum saat memberikan orasi ilmiah (foto: PKIP UNAIR)
SHARE

Surabaya – Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Prof Dr Sarkawi, mengajak masyarakat untuk tidak amnesia sejarah. Jika itu terjadi, Prof Sarkawi menilai itu sangat berbahaya.

Prof Sarkawi menilai bahwa Surabaya adalah kota tempat bersemainya benih-benih nasionalisme. Namun, sayangnya tidak banyak orang yang ingat atau tahu mengenai fakta ini. Menurutnya ini adalah bentuk amnesia sejarah.

“Amnesia ini sangat berbahaya, tidak hanya menggerogoti integritas moral dan intelektual kita, tapi juga menjadi dasar bagi kejahatan selanjutnya,” ujar Prof Sarkawi dalam pidato pengukuhanya sebagai Guru Besar (gubes), di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C Unair, pada Selasa (17/12/2024).

Sebagai bangsa yang penuh dengan perjuangan heroik dalam merebut kemerdekaan, Prof Sarkawi mengatakan bahwa Indonesia harus lebih memperhatikan para veteran dan keluarganya. Guru Besar FIB UNAIR itu juga mengatakan bahwa perguruan tinggi juga harus berkontribusi dalam memperhatikan para veteran ini.

Baca Juga:  AHY Sidang Promosi Doktor, Begini Isi Disertasinya

“Perguruan tinggi harus mengambil peran untuk memberikan kehidupan yang layak bagi mereka para veteran,” terangnya.

Dalam pidato pengukuhannya sebagai gubes, Prof Sarkawi juga menerangkan tentang penjajahan Belanda di Indonesia hingga munculnya pergerakan perlawanan terhadap penjajahan.

Penjajahan Belanda di Indonesia bermula ketika Cornelis de Houtman melakukan ekspedisi pada 27 Juni 1596 di Banten. Keberhasilan ekspedisi yang awalnya bertujuan untuk perdagangan rempah ini kemudian membuka jalan bagi ekspedisi berikutnya yang berujung pada praktik kolonialisme.

Namun, kebijakan Belanda mengalami perubahan mendasar pada awal abad 20. Dengan munculnya politik etis yang berdasar pada gagasan kewajiban moral dan hutang budi pemerintah kolonial Belanda terhadap tanah jajahan. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan mendapatkan perhatian khusus Belanda pada periode tersebut.

Baca Juga:  Prof Madyan Resmi Dilantik Jadi Rektor UNAIR ke-14

Berdasarkan hal itu, Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Sarkawi SS MHum mengungkapkan bahwa Surabaya juga memulai suatu babakan baru dalam perjuangan melawan penjajah berkat kesadaran dari golongan masyarakat yang telah mendapat pendidikan. Ia mengungkapkan fakta tersebut dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR.

“Rumah Tjokroaminoto yang terletak di daerah Peneleh menjadi tempat bertemunya pemuda-pemuda yang kemudian menjadi penggerak gerakan nasional. Mereka antara lain Soekarno, Alimin, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis,” tuturnya.

Pertempuran Surabaya

Setelah proklamasi kemerdekaan, Inggris yang mengambil alih tugas pengamanan menyebarkan selebaran yang menginstruksikan kepada semua orang Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan ancaman hukuman mati. Atas kejadian tersebut, Prof Sarkawi memaparkan bahwa ketika itu pejuang Indonesia memutuskan untuk melakukan penyerangan.

Baca Juga:  Prof Madyan Terpilih Jadi Rektor UNAIR Hingga 2030

“Dalam waktu 24 jam, Brigade 49 hampir binasa dan pihak Inggris buru-buru meminta bantuan Presiden Soekarno untuk menyelamatkan sisa-sisa pasukan kesatuan itu. Bung Karno, Bung Hatta, dan Amir Sjarifuddin akhirnya ke Surabaya untuk memerintahkan penghentian tembak-menembak kepada pasukan Indonesia,” ujarnya.

Seminggu kemudian pada pertempuran yang menewaskan Mallaby, Inggris memberikan ultimatum. Pejuang Indonesia yang tidak menuruti ultimatum tersebut akhirnya menyebabkan Inggris melancarkan serangan.

“Inggris di bawah pasukan Mansergh mulai melancarkan serangan sehingga pecahlah pertempuran Surabaya yang dikenal dengan The Battle of Surabaya,” terang Prof Sarkawi. (jrs)

Tag :fakultas ilmu budayaguru besar sejarah Unair Prof SarkawiGuru Besar Unair Prof Sarkawi : Amnesia Sejarah Itu Sangat BerbahayaPendidikanrektor unair Prof NasihUnairUniversitas Airlangga
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng
Senin, 30 Juni 2025
MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium
Senin, 30 Juni 2025
Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam
Senin, 30 Juni 2025
Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara
Senin, 30 Juni 2025
Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus
Senin, 30 Juni 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng

MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium

Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam

Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara

Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus

Berita Menarik Lainnya:

TPS Gelar Webinar, Ungkap Cara Melawan Fileless Malware

Sabtu, 28 Juni 2025

Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat di Jombang, Pastikan Bulan Juli Dibuka

Sabtu, 28 Juni 2025

Khofifah Dorong Kopi Ijen Bondowoso Ekspor, Begini Strateginya

Jumat, 27 Juni 2025

Mendikdasmen Mu’ti Jelaskan Arti Sebenarnya Putusan MK Sekolah Gratis

Kamis, 26 Juni 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?