AI Generatif di Pesantren:Ketika Guru Tak Lagi Jadi Penonton Teknologi
Reporter : Editor 01
Daerah
Sabtu, 27 September 2025
Waktu baca 2 menit

siginews.com-Tulungagung – Pagi itu, yang terasa di lantai dua SMA Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, bukanlah aroma buku kuning, melainkan hawa dingin yang dibawa oleh teknologi, Sabtu (27/9).
Sebanyak 50 guru berkumpul, kali ini bukan untuk mengaji kitab, melainkan untuk berjibaku dengan AI Generatif Video. Di sinilah, batas antara tradisi dan modernitas perlahan kabur, digantikan oleh satu kesadaran: guru tidak boleh hanya menjadi penonton teknologi.
Inisiatif kolaboratif antara Pesantren Al Azhaar dan FMIPA Universitas Brawijaya Malang ini menjadi penanda. Pesantren, yang sering dianggap sebagai benteng tradisi, kini secara terbuka merangkul teknologi. Pesantren dan kampus, spiritual dan sains, dakwah dan algoritma.
KH. Imam Mawardi Ridlwan, Pengasuh Pesantren Al Azhaar, dalam sambutannya menegaskan pentingnya posisi guru dalam menghadapi teknologi.
“Guru tidak boleh hanya menjadi penonton teknologi. Guru harus bersahabat dengan teknologi. Tapi jangan tunduk. Jadikan ia mitra kreatif,” tutur Abah Imam.
Ia menekankan bahwa AI Generatif Video—teknologi yang mampu menciptakan konten visual dari teks atau suara—tidak bertujuan menggantikan guru, melainkan memperluas jangkauan kreatif pendidik.
Empat Pilar Pemanfaatan AI untuk Pendidikan
Abah Imam menjabarkan empat poin utama mengapa guru harus menguasai teknologi ini:
- Kreativitas: Video dakwah atau materi kini cukup dibuat hanya dengan naskah dan niat, menghilangkan kebutuhan akan peralatan mahal.
- Efisiensi: Pembuatan materi ajar yang biasanya memakan waktu semalaman kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit.
- Personalisasi: Guru dapat menyesuaikan gaya visual video (animasi, sinematik, atau dokumenter) sesuai kebutuhan segmen usia siswa.
- Evaluasi: AI dapat membantu guru dalam proses evaluasi pembelajaran, menggantikan metode ujian kertas tradisional.
Dengan jujur, Abah Imam mengakui ketidaktahuannya terhadap teknologi ini, dan sekaligus membuka pintu pembelajaran.
“Saya tidak paham dan tidak tahu. Maka di workshop hari ini, silakan ditanyakan dan dipraktekkan bersama tim FMIPA UNIBRAW,” ajaknya.
Tim FMIPA Unibraw yang dipimpin oleh Dr. Sugeng Rianto hadir mendampingi dan melatih para guru secara telaten. Guru-guru Al Azhaar pun terlihat antusias, mulai mempraktikkan penulisan naskah, penyusunan visual, hingga rekayasa suara.
Abah Imam menutup pengarahan dengan harapan bahwa AI Generatif Video akan menjadi sahabat guru dan mitra pendidikan, yang akan efektif bila digunakan dengan niat lurus dan visi yang jelas.
“AI generatif video bukan sekadar alat produksi. Ia adalah sahabat guru. Mitra pendidikan. Ketika digunakan dengan niat yang lurus dan visi yang jelas, ia bisa menjadi alat yang efektif, tutupnya.
(Editor Aro)
#Abah Imam Mawardi
#KH Imam Mawardi
#Pelatihan Mengenal Teknologi AI
#Pelatihan Teknologi AI Generatif
#Pendidikan
#Pendidikan Mengenal Teknologi AI
#Pesantren Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung
#Teknologi AI



Berita Terkait

Tanpa Sertifikat SLHS, Penyedia MBG di Surabaya Dilarang Beroperasi
Bisnis.Jumat, 3 Oktober 2025

Hari Lansia Nasional, Pemprov Jatim Gratiskan Naik Bus Trans Jatim
Jawa Timur.Jumat, 30 Mei 2025

KLT NEW CUP 2025 Buru Bibit Atlet Menembak AA-IPSC
Jawa Timur.Sabtu, 15 Februari 2025

Astra Financial Bukukan Laba Bersih Rp 4,1 T di Semester Pertama 2024
Ekbis.Rabu, 21 Agustus 2024

