siginews

Bukan Orator Bung Tomo, tapi Sosok Ini Otaknya Perlawanan 10 November

Reporter : Redaksi

Headlines

Senin, 10 November 2025

Waktu baca 2 menit

Bukan Orator Bung Tomo, tapi Sosok Ini Otaknya Perlawanan 10 November

Siginews.com-Surabaya – Tahukah Kamu?

Saat kita memperingati perjuangan heroik di Surabaya setiap 10 November, nama Bung Tomo selalu menjadi headline.

Tapi, di balik gemuruh orator ulung itu, ada seorang komandan lapangan yang perannya tidak kalah penting, sosok itu Mayjen Sungkono.

Sosok pemberani kelahiran Purbalingga, 1 Januari 1911, padahal dialah otak di balik strategi pertahanan yang membuat Sekutu kewalahan.

Ingin tahu bagaimana kiprah Mayjen Sungkono yang membuat Surabaya layak disebut Kota Pahlawan? Yuk, kita bedah kisah inspiratif dari pahlawan militer sejati ini!

Beliau lahir dari keluarga sederhana dan menempuh pendidikan hingga sekolah pelayaran teknik, sebelum akhirnya bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Surabaya.

Ketika pasukan Sekutu dan Belanda mendarat di Surabaya akhir Oktober 1945, beliau menjabat sebagai Komandan BKR kota Pahlawan ini.

Di medan perjuangan 10 November 1945, Mayjen Sungkono turut mengorganisir arek‑arek Suroboyo.

Pemuda kota Surabaya yang bersenjatakan bambu runcing maupun senjata seadanya, untuk menghadang pasukan asing yang berusaha kembali menduduki Indonesia.

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Keberaniannya dalam memimpin dan menggerakkan pasukan menjadi salah satu alasan mengapa beliau diganjar gelar pahlawan nasional.

Meski namanya tidak sepopuler tokoh‑tokoh lainnya, jejaknya tentu tetap menginspirasi.

Mayjen Sungkono mengajarkan bahwa perjuangan bukan hanya soal orasi yang bergemuruh, namun juga koordinasi nyata, pengorganisasian rakyat, dan keberanian dalam situasi genting.

Di antara puing‑puing jembatan merah dan bentangan sejarah kota Surabaya, nama Mayjen Sungkono layak dikenang sebagai representasi dari jutaan pejuang anonim yang menjemput kemerdekaan dengan penuh pengorbanan.

Melalui kisahnya, generasi muda diharapkan tidak hanya mengenang puncak heroisme suatu peristiwa, tapi juga memahami bahwa kepahlawanan bisa lahir dari kepemimpinan yang tenang, strategis, dan berdampak nyata.

 

(Adentya Nabilah/Editor Aro)

#10 November

#Arek Suroboyo

#Bung Tomo

#hari pahlawan

#Kolonial

#Mayjen Sungkono

#Pahlawan Nasional

#Pertempuran

#Surabaya

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.