Dampak Banjir Sibolga: Dua Jembatan Putus, 1.902 Rumah Terendam

Siginews.com-Sumut – Empat wilayah di Provinsi Sumatera Utara – Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan – menghadapi krisis infrastruktur dan lingkungan akibat curah hujan ekstrem.

Bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak awal pekan ini telah menyebabkan kerugian material dan korban jiwa di wilayah Tapanuli Raya.

Menurut laporan BNPB, salah satu dampak paling parah adalah putusnya akses transportasi di Kabupaten Tapanuli Utara:

“Sementara itu, sebanyak 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir serta tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Utara. BPBD dan tim gabungan melakukan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan-Silantom sebagai akses jalan sementara,” dari laporan BPBD Kabupaten Tapanuli.

Di Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana meluas ke 11 kecamatan, menyebabkan delapan orang meninggal dunia dan 2.851 warga mengungsi.

Berikut 11 kecamatan yang meliputi Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan dan Angkola Muaratais.”

Selain itu, banjir besar di Tapanuli Tengah merendam 1.902 unit rumah di sembilan kecamatan, sementara Sibolga mengalami banjir bandang dan tanah longsor yang menyeret material lumpur dan puing bangunan.

 

Peringatan BMKG: Siklon Memicu Hujan Ekstrem

Kepala BMKG melalui TCWC Jakarta menjelaskan, cuaca ekstrem ini adalah dampak dari Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka.

Kedua sistem ini memicu pembentukan awan konvektif yang mengakibatkan curah hujan ekstrem di Sumatera Utara, disertai potensi gelombang tinggi di perairan hingga 4,0 meter.

BNPB mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera evakuasi jika hujan lebat berlangsung lebih dari satu jam.

 

(Editor Aro)