siginews

Gagal Panen Bikin Petani Tembakau di Lamongan Hancur Lebur

Reporter : Editor 01

Daerah

Kamis, 25 September 2025

Waktu baca 3 menit

Gagal Panen Bikin Petani Tembakau di Lamongan Hancur Lebur

siginews.com-Lamongan – Musim tanam tembakau pada tahun 2025 gagal panen hingga membuat petani tembakau di wilayah Kabupaten Lamongan hancur lebur. Para petani harus mengalami kerugian puluhann juta rupiah per hektar setelah tembakau gagal panen akibat terkena hujan dan perubahan cuaca.

Beberapa waktu lalu, siginews.com menemui petani di Dusun Plapak, Desa Ganggangtingan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Dari pantauan di lokasi pertanian, kondisi pohon tembakau sangat miris yang bisa membuat petani menjerit akibat gagal panen.

“Pohon tembakau seperti ini gagal panen,” ujar Setu, salah satu petani di Dusun Plapak, Desa Ganggangtingan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, kepada siginews.com, pada Rabu (24/9/2025).

https://vt.tiktok.com/ZSDbFJqqT/

Setu mengatakan, jika ada daun tembakau yang dapat dipetik itu pun dengan kualitas sangat rendah.

“Mohon maaf, memang kendalanya hujan, cuacanya ekstrem, tembakau ini hanya 15 sampai 20 persen yang bisa dipetik dengan kualitas yang rendah,” katanya.

Puluhan hektar tanaman tembakau di Desa Ganggangtingan, Ngimbang, Lamongan, gagal panen akibat hujan di musim kemarau. (Foto: Jero/siginews.com)
Puluhan hektar tanaman tembakau di Desa Ganggangtingan, Ngimbang, Lamongan, gagal panen akibat hujan di musim kemarau. (Foto: Jero/siginews.com)

Setu yang juga Kepala Dusun Plapak mengatakan, tahun ini para petani tembakau hancur lebur, bahkan untuk menempur (membeli) beras pun mengalami kesusahan.

“Sudah terlalu banyak mengeluarkan anggaran. Petani itu pokoknya minus. Wes nggak bisa apa apa lah, Nasibanya petani sekarang ini hancur lebur,” keluhnya.

“Sekarang pun buat nempur beras susah. Di desa juga banyak terop (undangan hajatan), petani kesusahan nempur. Arisan juga tidak bisa. Tahun kemarin yang dihandalkan hasil dari pertanian tembakau. Sekarang pendapatan petani minus,” kata Setu sambil menambahkan, karena lahan pertanian tidak bisa dimanfaatkan karena gagal panen, warga bekerja hingga ke alas (hutan) untuk mencari apapun yang bisa dijual dan bisa membeli beras.

Menanam pohon tembakau 1 hektar membutuhkan biaya sekitar Rp 30 juta. Musim tanam dimulai pada akhir April 2025. Namun, kondisi cuaca kemarau basah, membuat tanaman tembakau tidak berkembang semestinya.

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Ketika mati, yang dijual daun kering dengan harga yang jaih dari normal. Kadang daun kering itu dijual hanya mendapatkan Rp 1 juta per hektar.

“Satu hektar biayanya Rp 30 juta. Biasanya kalau normal, satu hektar bisa mendapatkan uang Rp 70 juta. Tapi sekarang, dapat Rp 1 juta saja sudah bagus,” keluhnya.

Petani menanam tembakai dari 4 sampai 5 kali. Namun, hujan menyebabkan kualitas daun tembakau rusak (rendah). Bahkan, pada beberapa hari lalu di pertengahan September 2025, di Lamongan sering terjadi hujan.

Akibat terkena hujan membuat tembakau mengering, mati. Jika ada yang dapat dipanen, itu pun kualitasnya rendah. (foto: jero/siginews.com)
Akibat terkena hujan membuat tembakau mengering, mati. Jika ada yang dapat dipanen, itu pun kualitasnya rendah. (foto: jero/siginews.com)

Informasi yang dihimpun sginews.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC).

Berdasarkan data tim OMC Jatim, kegiatan modifikasi cuaca yang dilakukan dengan pesawar Cessna Grand Carava 208B PK-DPI telah menyasar langit udara di beberapa wilayah di Jawa Timur diantaranya, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, serta Perairan Selatan dan Timur Banyuwangi.

Kata Setu, tembakau memang tergantung cuaca. Ternyata gagalnya panen karena hujan.

“Hujan sejak mulai tanam dan hanya beberapa hari tidak hujan. Setelah itu hujan terus. Sampai sekarang juga sering hujan. Satu, dua hari terang, setelah itu hujan lagi,” katanya.

“Pokoknya nasibnya petani sekarang nggak bisa tertawa. Wes opo jere sesok pak. Seng penting awak e sehat, piye carane iso mangan bendino. (Sudah apa kata besok. Yang terpenting badan sehat, bagaimana cara bisa makan setiap hari),” tutur Setu.

(jrs)

#BPBD Jatim

#Ekbis

#Ekonomi

#Gagal Panen Bikin Petani Tembakau di Lamongan Hancur Lebur

#gagal panen tembakau

#Headlines

#headlines banner

#Jawa Timur

#Lamongan

#Ngimbang

#tembakau

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.