HSN 2025: Khofifah Ajak Santri Teladani Spirit Kiai dan Kuasai Sains
Reporter : Siginews
Headlines
Rabu, 24 September 2025
Waktu baca 4 menit

siginews.com-Jombang – Rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2025 secara resmi dimulai di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Senin (22/9).
Acara bertajuk Kick Off HSN 2025 ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang menekankan pentingnya peran santri dalam pembangunan bangsa.
Gubernur Khofifah berharap, peringatan HSN tahun ini menjadi momentum bagi para santri untuk meneladani nilai-nilai perjuangan para kiai terdahulu.
“Melalui Kick Off Hari Santri Nasional 2025 di Tebuireng ini, kami sangat berharap para santri dapat meneladani secara nyata seluruh nilai pemikiran dan semangat perjuangan para kiai terdahulu,” ujar Khofifah.
Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, HSN 2025 diharapkan dapat membangkitkan semangat santri untuk berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa. Khofifah juga mengingatkan kembali peran historis santri, mulai dari perjuangan di medan perang hingga pembangunan bangsa pascakemerdekaan.
“Sejak masa penjajahan, santri tanpa gentar turut berjuang di medan perang. Pascakemerdekaan, tokoh santri seperti KH. Wahid Hasyim bahkan ikut aktif membangun bangsa dan memperjuangkan kemaslahatan umat beragama di Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan bahwa meskipun Hari Santri didasarkan pada Resolusi Jihad 22 Oktober, jauh sebelumnya Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari telah mengeluarkan fatwa resol7si jihad sebagai bagian perlawanan pada 9 September 1945.
Hal ini memicu pecahnya pertempuran di berbagai daerah, berawal dari titik sejarah penting di Tebuireng, Jombang.
“Bagi santri, agama adalah mata air yang mengalirkan ilham dan inspirasi untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Prinsip menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia. Itulah pegangan penting santri dalam mengawal Indonesia menuju peradaban dunia,” tegasnya.
Sejak ditetapkan pada 2015, lanjut Khofifah, Hari Santri bukan hanya milik santri, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia yang mencintai Tanah Air.
“Untuk itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta merayakan Hari Santri. Mari kita rayakan dengan menapaktilasi perjuangan santri, menjaga martabat kemanusiaan, dan berperan aktif mengawal Indonesia menuju peradaban dunia,” ungkapnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah berpesan peringatan Hari Santri sebagai momentum sebagai penguatan SDM pesantren. Menyongsong Indonesia Emas 2045, ia menegaskan kesiapan harus lebih komperhensif sehingga terbentuk generasi Indonesia dan santri santri emas di tahun 2045.
“Kita harus siapkan generasi santri emas yang siap menghadapi tantangan global, tapi tetap berakar kuat pada nilai keagamaan dan kebangsaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Agama Prof. Nazarudin Umar mengatakan, Hari Santri Nasional mengingatkan sejarah panjang dimana Resolusi Jihad diibaratkan seperti perang badar yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.
Dengan berbekal tombak dan bambu runcing, tidak mungkin kiai dan santri bisa mengalahkan sekutu. Namun atas pertolongan Allah SWT, Indonesia bisa berhasil mengalahkan sekutu.
Menag menyebut, para kiai dan santri dalam resolusi jihad sama halnya dengan Haqqo jihadih yang artinya perintah Al-Qur’an yang berarti “berjuanglah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.
“Allhamdulillah, atas izin Allah SWT dengan berbekal tombak dan bambu runcing dari kiai dan santri bisa mengalahkan sekutu,” tegasnya.
Menag menyebut, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 42 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai 9,8 juta santri. Jumlah santri ini, bukanlah jumlah yang sedikit. Itu separuh penduduknya Malaysia.
Tantangan ke depan, Menag meminta agar ponpes bisa melahirkan perguruan tinggi yang berkelas dan berkualitas dengan melahirkan bidang bidang keilmuan umum tidak hanya keilmuan agama.
“Ke depan, kita harus bisa membawa konsep pesantren yang ada di Indonesia menjadi pusat peradaban dunia islam di masa mendatang,” tegasnya.
“Kita sebagai santri harus menjaga Indonesia menjadi negara besar. Banyak negara tidak ingin menjadi Indonesia menjadi negara besar. Demi mewujudkannya salah satunya harus memperkuat ummat. Bangsa yang kuat tersusun dari ummat yang kuat,” pungkasnya.
Dalam acara Itlhaq peringatan Hari Santri Nasional, Menag turut mengenalkan ekoteologi dan pelestarian alam ke dalam kurikulum pendidikan agama dan keagamaan.
Ekoteologi bisa dipahami sebagai konsep yang membahas tentang interrelasi antara pandangan teologis-filosofis yang terkandung dalam ajaran agama dengan alam, khususnya lingkungan.
Konsep Ekoteologi ini sama halnya dengan mengutip apa yang pernah disampaikan Ibu Gubernur Khofifah saat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan RI yang koncern melindungi dan memberdayakan perempuan Indonesia.
Menag berharap nilai-nilai Ekoteologi dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan agama, menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab manusia.
(Editor Aro)
#Gubernur Khofifah
#hari santri
#Hari Santri Nasional 2025
#Menag Nasaruddin Umar
#Peringatan Hari Santri Nasional 2025
#Santri



Berita Terkait

AGRA & Perkumpulan Petani Ubi Aksi Tuntut Pabrik Beli Singkong Petani
Daerah.Jumat, 24 Januari 2025

Reshuffle Jilid Dua: Posisi Menko Polkam dan Menpora Jadi Kursi Panas
Nasional.Senin, 8 September 2025

Perang Perbatasan Kamboja-Thailand: 15 Tewas& 500 Ribu Orang Mengungsi
Headlines.Kamis, 11 Desember 2025

Tradisi Gawai Bumi, Syukuran Hasil Panen Petani Sumbersoko Jombang
Jawa Timur.Jumat, 30 Mei 2025

