Kebebasan Mendefinisikan Cinta: Apa Artinya Lavender Marriage?

Siginews.com-Lifestyle – Dalam dunia hubungan modern, muncul istilah unik bernama “lavender marriage.”

Meski terdengar seperti nama bunga, istilah ini bukan soal tanaman, melainkan fenomena hubungan romantis yang mulai ramai dibicarakan di kalangan generasi muda.

Apa itu lavender marriage?
Lavender marriage merujuk pada pasangan menikah yang hidup bersama dengan cinta, komitmen, dan saling menghormati, tetapi tidak memiliki ketertarikan seksual atau tidak menempatkan seks sebagai fokus utama hubungan mereka.

Ini bisa jadi bentuk hubungan yang dipilih karena nilai pribadi, kenyamanan emosional, atau preferensi hidup yang berbeda.

Istilah ini punya makna yang unik karena menantang cara tradisional kita memandang pernikahan:

1. Tidak semua hubungan harus berpusat pada romansa fisik

2. Cinta bisa diwujudkan lewat koneksi emosional, intelektual, dan dukungan satu sama lain

3. Pernikahan adalah komitmen, bentuknya bisa beragam sesuai kesepakatan kedua pasangan

Mengapa istilah ini muncul sekarang?

Era modern memberi ruang bagi orang untuk mendefinisikan hubungan berdasarkan nilai personal, bukan norma sosial semata.

Millennials dan Gen Z kini lebih terbuka berdiskusi soal seksualitas, orientasi, hingga bentuk hubungan yang bukan “satu ukuran cocok untuk semua.”

Lavender marriage muncul sebagai salah satu wujud dari kebebasan itu.

Apakah lavender marriage berarti tidak ada cinta?

Tidak! Justru banyak pasangan yang memilih model ini karena menghargai koneksi batin, saling dukung, dan tujuan hidup bersama, tanpa tekanan stereotip bahwa pernikahan harus melibatkan ketertarikan seksual.

Lalu, nilai apa yang bisa dipetik?

1. Setiap hubungan punya ritme dan aturan sendiri
2. Komunikasi terbuka adalah kunci dalam hubungan, apa pun bentuknya
3. Tidak ada satu “aturan umum” tentang hubungan yang benar atau salah

Lavender marriage bukan tren semata, tapi bagian dari perjalanan hubungan modern yang semakin beragam.

Istilah ini membuka ruang diskusi bahwa cinta dan pernikahan bisa dijalani dalam berbagai bentuk, yang penting adalah kesepakatan bersama, rasa saling menghormati, dan kebahagiaan dua insan di dalamnya.

(Adentya Nabilah/Editor Aro)