siginews

Kisah Perjuangan Misdiah Memulung untuk Keluarga dan Ingin Berhaji

Reporter : Redaksi

Featured

Sabtu, 21 Desember 2024

Waktu baca 2 menit

Kisah Perjuangan Misdiah Memulung untuk Keluarga dan Ingin Berhaji

Surabaya – Ditengah hiruk pikuk perayaan Hari Ibu, terkadang kita lupa bahwa di balik setiap senyuman dan kasih sayang seorang ibu, tersimpan perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai. Salah satu sosok ibu yang menginspirasi adalah Misdiah, seorang janda berusia 51 tahun asal Surabaya yang berjuang bekerja memulung untuk keluarganya dan menggaoai cita-citanya ingin menunaikan ibadah haji.

Selama lebih dari 30 tahun, Misdiah menjadi tulang punggung keluarga dengan profesi sebagai pemulung. Janda yang tinggal di sebuah gubuk kecil di kawasan Jalan Semolowaru Selatan Gang 1 Nomor 22C Surabaya, Jawa Timur. Setiap hari, ia mengayunkan langkahnya dari pukul 6 pagi hingga 3 sore untuk mengumpulkan rongsokan demi menghidupi anak dan cucunya.

“Saya sudah 30 tahun lebih jadi pemulung. Ini untuk menghidupi anak dan cucu saya,” ujar Misdiah, Sabtu (21/12/2024).

Meski janda dan matanya mengalami gangguan karena terkena cairan pembersih lantai, Misdiah tetap semangat bekerja memulung untuk menghidupi keluarganya dan ingin naik haji. (Foto : kfp)
Meski janda dan matanya mengalami gangguan karena terkena cairan pembersih lantai, Misdiah tetap semangat bekerja memulung untuk menghidupi keluarganya dan ingin naik haji. (Foto : kfp)

Meskipun penghasilannya hanya berkisar Rp 15.000 hingga Rp20.000 per hari, semangat Misdiah tak pernah padam. Ia bahkan tetap bekerja sebagai pemulung meski kedua matanya mengalami gangguan akibat terkena cipratan cairan pembersih lantai.

“Walaupun penghasilannya sedikit, saya tetap semangat. Saya tidak mau merepotkan anak saya,” tuturnya.

Selain untuk menghidupi keluarganya, Misdiah terus menabung dari hasil memulung, demi menggapai cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

“Saya ingin sekali naik haji. Doakan saya ya,” harap Misdiah.

Iklan Wirajatimkso - Potrait
Misdiah tinggal di sebuah gubuk kecil di kawasan Jalan Semolowaru Selatan Gang 1 Nomor 22C Surabaya, Jawa Timur. (Foto: kfp)
Misdiah tinggal di sebuah gubuk kecil di kawasan Jalan Semolowaru Selatan Gang 1 Nomor 22C Surabaya, Jawa Timur. (Foto: kfp)

Sementara itu, Santi-anak Misdiah yang kini berusia 27 tahun, mengaku sangat bangga memiliki sosok ibu seperti Misdiah.

“Saya pernah menyuruh ibu untuk berhenti bekerja mencari rongsokan, tapi ibu tetap bersikeras. Ibu ingin membantu menambah penghasilan keluarga,” ungkap Santi.

Santi berharap doa ibunya bisa segera terkabul agar Misdiah bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

“Semoga ibu bisa segera naik haji. Saya selalu mendoakan ibu,” harap Santi.

Kisah Misdiah adalah bukti nyata kekuatan dan ketegaran seorang perempuan. Semangat perjuangan seorang ibu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tak kenal lelah meraih mimpi dan tetap memberikan yang terbaik bagi keluarga. (jrs)

#Ibadah Haji

#Kisah Perjuangan Misdiah Memulung untuk Keluarga dan Ingin Berhaji

#Misdiah

#pemulung

#Semolowaru

#Surabaya

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.