siginews

Perang Perbatasan Kamboja-Thailand: 15 Tewas& 500 Ribu Orang Mengungsi

Reporter : Sigit P

Headlines

Kamis, 11 Desember 2025

Waktu baca 2 menit

Perang Perbatasan Kamboja-Thailand: 15 Tewas& 500 Ribu Orang Mengungsi

Siginews.com-Internasional – Bentrokan bersenjata paling mematikan antara Kamboja dan Thailand kembali berkobar di perbatasan pada Kamis (11/12/2025).

Pertempuran sengit ini telah memicu krisis kemanusiaan, dengan lebih dari setengah juta orang, sebagian besar di Thailand, dilaporkan telah mengungsi dari daerah perbatasan.

“Sedikitnya 15 orang, termasuk tentara Thailand dan warga sipil Kamboja, tewas dalam konflik perbatasan yang kembali berkobar,” kata para pejabat. (sumber afp)

Suara pertempuran terdengar jelas di dekat kuil-kuil berusia berabad-abad, menjelang rencana panggilan telepon darurat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada para pemimpin kedua negara.

 

Perluasan Konflik Paling Mematikan Sejak Juli

Bentrokan pekan ini adalah yang paling mematikan sejak pertempuran lima hari pada bulan Juli lalu, yang diakhiri oleh gencatan senjata rapuh pasca intervensi diplomatik AS.

Kali ini, jet tempur, tank, dan drone dilaporkan terlibat dalam pertempuran.

Presiden AS Donald Trump, yang dijadwalkan berbicara dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja pada Kamis, menuntut penghentian segera bentrokan yang telah meluas ke lima provinsi di kedua negara.

“Saya rasa saya dijadwalkan untuk berbicara dengan mereka besok,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Rabu (10/12/2025)

Iklan Wirajatimkso - Potrait

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas munculnya kembali konflik, yang berpusat pada sengketa garis batas sepanjang 800 km yang ditetapkan pada era kolonial, di mana masing-masing pihak mengklaim sejumlah kecil kuil bersejarah.

 

Kisah Pilu Pengungsi di Thailand

Dampak konflik terasa sangat parah di pihak Thailand. Di wilayah timur laut Thailand pada Kamis pagi, ratusan keluarga dievakuasi dan kini terbangun di dalam gedung universitas di kota Surin yang telah diubah menjadi tempat penampungan sementara.

Di antara para pengungsi, Rat, seorang petani berusia 61 tahun, harus meninggalkan rumahnya dan membatalkan rencana menanam singkong musim ini. Ia melarikan diri bersama delapan anggota keluarganya.

“Saya hanya ingin pulang dan bertani lagi,” katanya kepada media AFP. “Setiap kali pertempuran dimulai, rasanya seperti kehidupan terhenti lagi.”

Warga di tempat penampungan bergotong royong, dengan sejumlah wanita lanjut usia menumbuk pasta cabai dan para sukarelawan mengaduk panci besar berisi makanan untuk para pengungsi.

 

(Editor Aro)

#Kamboja

#Konflik perbatasan

#Konflik perbatasan Kamboja-Thailand

#Korban perang

#Pengungsi

#Perang

#Thailand

image ads default
Pasang Iklan di Sini
Jangkau ribuan pembaca setia setiap hari. Jadikan iklan Anda pusat perhatian.