Risalah Rois Aam PBNU Ketum Mundur, Gus Yahya: Tidak Sesuai Standar NU

siginews.com-Surabaya – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyikapi risalah rapat harian syuriyah PBNU yang meminta dirinya mengundurkan diri ari jabatan Ketum PBNU. Gus Yahya menegaskan, risalah rapat tersebut tidak memenuhi standar resmi NU.

“Saya belum menerima secara fisik surat apapun dari Syuriyah. Sampai sekarang secara fisik saya belum menerima,” ujar Gus Yahya saat memberikan keterangan pers usai Rapat Koordinasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, yang dihadiri sekitar 20 PWNU, di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Minggu (23/11/2025) dinihari.

“Adapun yang disebut sebagai risalah yang beredar di media sosial itu juga tidak memenuhi standar resmi dari dokumen resmi organisasi (NU),” tegasnya.

Gus Yahya menerangkan, dokumen resmi di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diantaranya, tanda tangan pada risalah dengan menggunakan tandatangan digital.

“Kalau dokumen resmi itu tandatangannya digital, dan dapat dipertanggungjawabkan, kapan tanda tangannya, oleh siapa, dan seterusnya itu bisa dipertanggungjawabkan kalau tanda tangan digital,” katanya.

“Tanda tangan manual itu bisa saja sekarang kan zaman begini kan gampang sekali buat tanda tangan discan,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rapat Harian Syuriyah PBNU, yang dihadiri oleh 37 dari 53 anggotanya, telah mengambil keputusan strategis dan tegas terkait posisi Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf.

Dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, pada Jumat, 21 November 2025, secara eksplisit disebutkan bahwa Yahya Cholil Staquf diminta segera mengundurkan diri dari jabatannya.

“KH. Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU,” demikian bunyi risalah keputusan tersebut.

(roi)