Siapa Rockefeller Foundation? Bukan Sekedar Penyalur Amal
Reporter : Anggoro
Bisnis
Jumat, 10 Oktober 2025
Waktu baca 2 menit

siginews.com-Internasional – Nama Rockefeller Foundation ramai diperbincangkan di Indonesia menyusul sorotannya terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Yayasan filantropi raksasa asal Amerika Serikat ini, yang didirikan oleh konglomerat minyak John D. Rockefeller pada 1913, bukanlah sekadar penyalur amal.
Namun menjadi kekuatan utama yang membentuk kebijakan kesehatan, pertanian, hingga demokrasi di berbagai belahan dunia.
Didirikan dengan visi ambisius, Rockefeller Foundation menolak pendekatan amal tradisional. Mereka memilih menggunakan sains dan teknologi untuk memecahkan akar masalah kemanusiaan di awal abad ke-20.
Pengaruh Global: Dari Pemberantasan Penyakit hingga WHO
Komitmen Rockefeller Foundation terhadap kesehatan publik tidak main-main dan menjadi fondasi bagi organisasi kesehatan dunia:
- Pionir Kesehatan Global: Sebelum WHO terbentuk, Rockefeller Foundation sudah menjadi pionir. Antara tahun 1909 hingga 1950-an, mereka berhasil memimpin kampanye pemberantasan penyakit cacing tambang, malaria, dan demam kuning. Inisiasi ini kemudian direplikasi oleh WHO—organisasi yang memiliki hubungan erat dengan yayasan ini selama 70 tahun—melalui kampanye global pemberantasan cacar.
- Melawan Misinformasi: Pada 2021, kerja sama yayasan ini dan WHO kian erat, berfokus pada upaya mengatasi misinformasi di internet agar masyarakat dapat mengakses informasi kesehatan yang berbasis ilmiah.
Di luar kesehatan, Rockefeller juga memainkan peran strategis di bidang pertanian. Pada 1941, mereka memberikan hibah kecil untuk penelitian jagung di Meksiko. Gerakan ini memiliki misi tersembunyi, yaitu membantu Pemerintah Meksiko terhindar dari infiltrasi Negara komunis, menunjukkan pengaruh yayasan yang melampaui batas filantropi murni.
Fokus Abad ke-21: Gizi, Iklim, dan Veteran
Lebih dari seabad kemudian, yayasan ini tetap mempertahankan pola pikir ambisiusnya, kini berfokus pada masalah besar seperti perubahan iklim dan kerawanan gizi global:
- Komitmen Gizi Raksasa: Pada KTT Nutrisi untuk Pertumbuhan 2025, Rockefeller mengumumkan komitmen $100 juta untuk melayani 100 juta anak di seluruh dunia dengan makanan sekolah yang bergizi dan ditanam secara lokal.
- Inisiatif Food is Medicine: Yayasan ini memperluas program percontohan Food is Medicine ke lima negara bagian AS, menargetkan lebih dari 2.000 Veteran untuk mengurangi kerawanan pangan dan penyakit terkait pola makan.
Sejarah Sang Pendiri: Dari Minyak ke Filantropi Sistematis
Yayasan ini berawal dari John D. Rockefeller, seorang pengusaha minyak yang mendirikan Standard Oil Company pada 1882 dan hampir memonopoli bisnis minyak AS.
Memasuki akhir abad ke-19, Rockefeller mengalihkan fokusnya sepenuhnya pada filantropi.
Bersama putranya, John D. Rockefeller Jr., ia mendirikan lembaga-lembaga kunci seperti Rockefeller Institute for Medical Research (1901) dan Rockefeller Foundation (1913).
Berbeda dari amal biasa, yayasan ini menganut prinsip ilmiah dan sistematis dalam mengatasi masalah sosial dan fisik, sebuah terobosan fundamental pada zamannya.
Sumber: Rockefeller Archive Center
(Editor Aro)
#John D. Rockefeller
#Rockefeller
#Rockefeller Foundation
#Yayasan penyalur amal



Berita Terkait

Jawa Timur Raih Penghargaan Kinerja Pendidikan Terbaik Nasional
Headlines.Jumat, 21 November 2025

Tottenham Juara Liga Eropa, Gol Tunggal Johnson Hancurkan Man United
Headlines.Kamis, 22 Mei 2025

MK Setop Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Wajib Lepas Status Kedinasan
Headlines.Kamis, 13 November 2025

FIF Raih Penghargaan: Gandeng Tiga Bank Internasional untuk Investasi
Ekbis.Minggu, 23 Maret 2025

