Panasnya geopolitik dan konflik di Timur tengah, dominasi dan keterlibatan Amerika Serikat didalamnya membuat masyarakat di dunia menentang. Hal ini mengakibatkan Negara kategori ‘sedang berkembang’ mencari tempat naungan baru, tepatnya untuk investasi dan hutang seperti Indonesia.
Kabar gembira atau masalah baru, baru saja Brasil telah mengumumkan bahwa Indonesia kini resmi menjadi anggota penuh BRICS. BRICS, yang didirikan pada tahun 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, dengan Afrika Selatan bergabung kemudian, kini semakin memperluas pengaruhnya dengan keanggotaan Indonesia. Keputusan ini diumumkan oleh Brasil yang memegang presidensi BRICS pada tahun 2025. Sebelumnya, pada tahun 2024, BRICS juga telah menerima anggota baru seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Pengumuman ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Brasil, yang menegaskan bahwa negara Asia itu meminta untuk bergabung setelah pemilihan presiden yang diadakan tahun lalu. Presiden Prabowo Subianto mulai menjabat pada bulan Oktober. “Berbagi keinginan dengan anggota lainnya untuk mereformasi institusi pemerintahan global dan memberikan kontribusi positif dalam kerja sama di kawasan selatan,” kata Kemenlu Brazil dalam sebuah pernyataan (6/1/2025).
Keputusan penerimaan Indonesia sebenarnya telah disepakati pada pertemuan puncak BRICS tahun 2023 di Johannesburg, tetapi formalisasi keanggotaan baru terlaksana setelah terbentuknya pemerintahan baru di Indonesia pada tahun 2024.
Asal-usul BRICS
Asal-usul Istilah BRIC pertama kali dicetuskan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, pada tahun 2001 dalam sebuah laporan yang memprediksi bahwa empat negara ini akan mendominasi ekonomi global pada tahun 2050.
BRICS adalah akronim dari lima negara yang dianggap sebagai kekuatan ekonomi berkembang: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Awalnya dikenal sebagai BRIC sebelum Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010.
(Aro)