siginews-Jombang – Hari Pertama masuk sekolah menjadi hari yang penuh harapan sekaligus haru bagi ratusan keluarga kurang mampu di Jombang. Program Sekolah Rakyat (SR) yang digagas pemerintah pusat secara resmi dimulai, membawa janji pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, sebanyak 100 siswa setingkat SMP dan SMA memulai babak baru dalam hidup mereka di SR. Pemandangan perpisahan yang mengharukan terlihat jelas di antara para orang tua dan anak-anak yang akan memulai hidup mandiri di asrama SR.
Sulastri (43), salah satu wali murid, tak kuasa menahan haru saat melepas anaknya. “Anak saya baru pertama kali jauh dari rumah. Tapi saya yakin ini tempat yang baik,” ungkapnya.
Ia membekali anaknya dengan segala kebutuhan. “Saya bawa semuanya, dari bantal sampai sabun, biar dia nyaman di sini. Saya cuma ingin dia punya masa depan lebih baik,” lanjut Sulastri.
Senada, Sumarno (48), ayah dari siswi jenjang SMA, mengaku bangga sekaligus haru. Dirinya bukan orang berada, SR jadi jadi harapan baru.
“Kalau tidak ada sekolah ini, mungkin anak saya tidak bisa lanjut sekolah. Saya sangat bersyukur pemerintah memberi jalan ini. Mudah-mudahan dia betah, kuat, dan bisa sukses,” bebernya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Jombang, Purwanto, serta Kepala Dinas Sosial Jombang, Hari Purnomo mewakili Bupati Jombang.
“Saya titip anak-anak ini, agar mereka bisa betah dan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri,” pesan Purwanto dalam sambutan.
Menurutnya, keberadaan Sekolah Rakyat merupakan bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin hak pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Para siswa yang diterima terdiri atas dua jenjang, 50 siswa SMP dan 50 siswa SMA. Hari pertama menjadi awal Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sekaligus transisi dari kehidupan rumah ke kehidupan asrama.
Kegiatan di sekolah ini tak main-main. Jam belajar dimulai pukul 07.00 hingga pukul 21.00 WIB, lengkap dengan jadwal istirahat, ibadah, serta pelatihan keterampilan dan pembinaan karakter.
“Kami ingin tidak hanya mencetak siswa yang cerdas, tetapi juga kuat secara spiritual dan emosional,” tegasnya.
(Pray/Editor Aro)