Surabaya – Nasib Anak-Anak Jombang Menanti Ketidakpastian Program Makan Bergizi Gratis. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat Jombang, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan program ini.
Hingga pertengahan Januari 2025, nasib anak-anak di Kabupaten Jombang terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih belum jelas. Program yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat ini masih terganjal oleh belum terbitnya petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.
Ketiadaan juknis ini berdampak pada terhambatnya pelaksanaan MBG di Kabupaten Jombang. Padahal, program ini sangat dinantikan oleh masyarakat, terutama di daerah dengan banyak pondok pesantren seperti Jombang.
Baru saja usai menghadiri Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia pada Kamis, 16 Januari 2025, didepan awak media, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan komitmen pemerintah dalam memastikan seluruh anak-anak Indonesia mendapatkan asupan makanan bergizi melalui program makan bergizi gratis (MBG).
Aktivis Perkumpulan Indonesia Muda Jawa Timur (PIM Jatim) sekaligus sebagai Kepala Kompartemen Hukum dan Advokasi Masyarakat, Alfian Darmawan SH, menyoroti penyataan yang disampaikan oleh Prabowo. Sedangkan program MBG sudah di nanti-nanti oleh masyarakat dan anak-anak Jombang.
“Namanya komitmen itu pengabdian dan janji pada diri seseorang terhadap sesuatu. Program MBG itu sudah banyak dinanti lho oleh anak-anak Jombang. Anak-anak Jombang itu anak bangsa, ya anak indonesia. Berikan haknya seperti yang lain,” tegas Fian (sapaan akrab kepala biro hukum dan advokasi PIM Jatim).
Fian juga berkordinasi dengan para anggota PIM kabupaten Jombang terkait Program MBG di Jombang. Dari beberapa sumber informasi, penyataan yang sama disampaikan dari pihak Pemkab Jombang dan juga Dinkes Jombang yakni masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dan implementasi MBG di Jombang. Sedangkan Badan Gizi Nasional mengatakan sudah menyiapkan orang yang ditunjuk langsung oleh kementerian.
“Alasan MBG Jombang belum berjalan, dari Pemkab dan Dinkes Jombang itu sama menunggu juknis. Kalo dari BGN, nanti kementerian menugaskan orang. Artinya jawabannya sama-sama menungga menunggu. Sedangkan perut laparnya anak-anak Jombang itu tidak bisa ditunda lho,” tutur Fian
“Gimana konsen belajar jika perutnya lapar. Karena ini tidak hanya tanggung jawab para orang tuanya, tapi bagaimana peran Negara dan pemerintah itu diuji untuk memastikan agar anak-anak bangsa tidak kelaparan dan cukup dapat gizi,” kata Fian, dengan nada semangat saat diwawancara tim media siginewscom.
Lebih lanjut, Fian menyampaikan dari pernyataan lainnya Presiden Prabowo mengatakan program MBG ini, baik dari pemda, Gubernur, dan Bupati di seluruh daerah jika ingin ikut serta monggo dan terbuka untuk siapapun.
Menurut Fian, pernyataan tersebut tidak mengikat hanya menawarkan jika ikut sukseskan MBG boleh, jika tidak ya tidak apa-apa.
“Ini pernyataan macam apa seperti ini, katanya program MBG program prioritas, namanya prioritas ya keharusan. Bukan ditawarkan seperti lelang proyek infrastruktur. Saya ulangi, apalagi Program MBG itu program Negara untuk memastikan anak-anak Indonesia tidak kelaparan, cegah stunting,” ujarnya.
“Saya menilai, ini tidak ubahnya seperti proyek IKN saat ini lambat jalannya. Itu ambisi politik dari pemerintah Mulyono. Nah, pernyataan yang disampaikan Prabowo, cara memandang program MBG itu sama halnya seperti program pembangunan IKN. Ya harus beda memandangnya. Saya kuatir jika Program MBG itu ambisi politik Prabowo. Jika ambisi politik, itu batasannya soal anggaran. Jika gak ada anggaran gak jalan,” imbuh Fian.
(Aro)