Surabaya – Kisah pilu menimpa seorang ibu dan bayinya di Surabaya, tepatnya di sebuah klinik bersalin di kawasan Asemrowo. Keduanya ‘ditahan’ oleh pihak klinik karena sang ibu tidak mampu melunasi biaya persalinan.
Kabar ini sampai ke telinga Komunitas Tolong Menolong (KTM), yang kemudian bergerak cepat untuk membantu. Setelah negosiasi, KTM berhasil mendapatkan potongan biaya persalinan dari Rp 2.161.000 menjadi Rp 1.100.000. KTM melunasi biaya tersebut, sehingga ibu dan bayinya dapat meninggalkan klinik dan kembali ke rumah, Senin, 3 Februari 2025,
Tak hanya membantu melunasi biaya persalinan, Komunitas Tolong Menolong (KTM) juga memberikan pendampingan kepada Siti Ayu (23), ibu dari bayi yang baru lahir tersebut. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu menerbitkan surat-surat kependudukan bagi sang bayi.
“Puji Tuhan, tadi dibantu oleh Pak Camat dan staf dari Kecamatan Pabean Cantikan, dimana sesuai dengan Kartu Tanpa Penduduk (KTP) si ibu. Akan dibantu untuk pengurusan hingga penerbitan akte lahirnya si bayi,” kata Daniel Lukas Rorong, Founder dan Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM), relawan pendamping yang menangani permasalahan ini.
Selan itu, keterlibatan Camat dan Staf Kecamatan Pabean Cantikan dalam membantu Siti Ayu menunjukkan adanya sinergi positif antara masyarakat, komunitas, dan pemerintah daerah dalam menangani masalah sosial. Tindakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pihak-pihak lain untuk turut serta membantu sesama yang membutuhkan.
“Dari sinilah, permasalahan ini muncul, karena BPJSnya sudah tidak aktif, sehingga status Ibu Siti Ayu masuk sebagai pasien umum ketika akan melakukan persalinan di klinik tersebut,” jelas Daniel.
Siti Ayu sendiri melahirkan secara normal pada Sabtu (1/2/2025) pukul 11.04 WIB. Suaminya, Febri (36), berbahagia atas kelahiran anak pertama mereka. Bayi laki-laki tersebut diberi nama Bima Febrianu, lahir dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm.
Setelah Komunitas Tolong Menolong (KTM) melunasi biaya persalinan sebesar Rp 1.100.000, Siti Ayu akhirnya dapat membawa pulang Bima ke rumah kos-kosannya di kawasan Tambak Asri, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Ketua KTM, Daniel Lukas Rorong, bahkan mengantar mereka langsung menggunakan mobil pribadinya.
Bidan AF, pemilik klinik bersalin tempat Siti Ayu melahirkan, menyampaikan permintaan maaf kepada pasangan suami istri tersebut. Ia mengakui adanya miskomunikasi antara pihaknya dengan orang tua bayi.
“Kami tidak menahan. Kalau memang ada kesulitan pembiayaan, pasti pihak kami akan membantu seperti yang sudah seringkali kami lakukan pada pasien-pasien tidak mampu sebelum-sebelumnya,” tegas Bidan AF.
Lanjut, “Kami juga meminta maaf jika ada pelayanan kami yang kurang berkenan. Kami juga akan evaluasi internal,” akunnya.
Permasalahan yang dihadapi Siti Ayu dan bayinya akhirnya sampai ke telinga Wakil Walikota Surabaya, Armuji. Beliau langsung terjun ke lokasi untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada di antara kedua belah pihak, baik dari sisi klinik bersalin maupun orang tua bayi.
Sebagai bentuk kepedulian, Armuji juga memberikan donasi yang dimasukkan ke dalam amplop dan diserahkan kepada Siti Ayu sesaat sebelum meninggalkan lokasi.
Tak hanya itu, Armuji juga berjanji akan berusaha membantu memberikan pekerjaan kepada Febri, ayah dari bayi Bima. Febri saat ini tidak memiliki pekerjaan setelah diberhentikan dari tempatnya bekerja sebagai cleaning service pada Desember 2024 lalu.
Kondisi ekonomi keluarga Siti Ayu dan Febri sangat memprihatinkan. Untuk bertahan hidup, Febri, ayah dari bayi Bima, bekerja sebagai pengamen di lampu merah Veteran, Gresik.
(Aro)