Jombang – Mengadopsi konsep program ‘dual track’ mandiri, Sekolah Menengah Atas (SMA) Budi Utomo di Gadingmangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, memberikan pilihan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan praktik mereka.
Sekolah ini menyediakan tujuh pilihan kelas, yang meliputi kelas Pendingin AC, Las Listrik, Desain Grafis, Computer Office, Content Marketing, Tata Rias, dan Tata Boga.
Pembina Yayasan Budi Utomo, Ahmad Fawas menyampaikan pihak yayasan berusaha merealisasikan dari apa yang dicanangkan pemerintah, bahwa SMA itu ketika selesai sekolah juga bisa bekerja langsung.
“Kami melihat fenomena tidak semua anak selesai SMA punya keinginan berkuliah, jika tidak kuliah kemudian tidak memiliki skill dikhawatirkan akan jadi beban keluarga,” ungkapnya.
Kami menjalankan program Dual Track ini sebagai sarana memberikan skill tambahan ketika pilihan hidupnya selesai SMA tidak berkuliah.
“Mereka (siswa,red) punya bekal malah bisa membantu keluarga bukan menjadi beban keluarga,” ujarnya.
Pihaknya juga tengah menggandeng perusahaan atau pegiat usaha untuk kedepan bisa mengakomodir siswa sesuai dengan skill nya.
Sementara, bukan hanya kuliah sehabis lulus, menurut Heboh Handono saat acara Dual Track Exhibition dengan tema ‘Dari Ruang Kelas ke Dunia Kerja cara nyata Siswa Dual Track’ di Aula Pondok Pesantren Gadingmangu, Perak, Jombang bahwa siswa juga memiliki harapan punya keahlian praktis.
“Berangkat Kebutuhan siswa setelah lulus, saat sekolah bisa menambahi materi akademis maupun non akademis, yang disesuaikan harapan pemerintah maupun sekolah,” ucap Kepala Sekolah SMA Budi Utomo Gadingmangu Perak Heboh Handono Pribadi Luhur.
Inovasi ekstrakurikuler secara mandiri dalam bentuk program dual track. Pelaksanaannya sendiri diluar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sehingga dimungkinkan tidak bertabrakan dengan aktivitas pendidikan formal.
“Saat ini ada 7 pelatihan vokasi berangkat dari kebutuhan orang tua, siswa, dukungan pondok, yayasan dan mitra kerja,” ungkap Heboh Handono.
Dalam hal ini kurang lebih sebanyak 1.678 siswa diberi keleluasaan untuk memilih ekstrakurikuler yang diminati. Tidak diwajibkan bagi siswa, tapi berangkat dari masukan orang tua.
“Hal ini memungkinkan untuk orang tua siswa tidak mengeluarkan biaya yang berat, karena sesuai kebutuhan,” bebernya.
Konsep ini sudah berjalan 2 sampai 3 tahun, untuk kelas 10, 11 dan 12. Diikuti secara berjenjang oleh siswa. Tidak ada bantuan dari pemerintah, murni mandiri dari usaha sekolah dan bantuan dari mitra kerjasama.
Jika pemerintah mencanangkan program Doble Track pendidikan yang cenderung menjadi bagian dari KBM. Beda dengan inovasi program Dual Track mandiri yang digagas oleh SMA Budi Utomo Gadingmangu, Perak yang lebih menempatkan program pada bagian ekstrakurikuler diluar KBM. (Pray/Aro)