Jombang – Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Budi Utomo Jombang untuk memperingati Hari AIDS Sedunia, di Aula Pondok Pesantren Gadingmangu, Perak, Jombang, Kamis (5/12/2024).
Kepala Sekolah SMA Budi Utomo Gadingmangu Perak, Heboh Handono Pribadi Luhur mengatakan kegiatan peringatan hari AIDS sedunia di Pondok Pesantren Gadingmangu Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bekerjasama dengan SMA Budi Utomo.
Ratusan siswa putra dan putri menimba ilmu tentang bahaya AIDS yang timbul karena persebaran virus HIV dan juga melakukan kegiatan Donor Darah bersama warga sekitar.
“Sharing tentang bahaya HIV AIDS, khususnya di kalangan remaja yang notabene haus dengan informasi, sekaligus Bhakti Sosial kerjasama pondok dengan masyarakat sekitar untuk donor darah,” kata Heboh Handono kepada wartawan di lokasi kegiatan.
“Satu tetes darah akan bermanfaat untuk sejuta umat,” imbuhnya.
Heboh Handono menjelaskan pemahaman tentang HIV AIDS sangat penting bagi semua kalangan di institusi pendidikan Budi Utomo. Mengingat asal tinggal siswa dari berbagai daerah di Indonesia, mulai Sabang sampai Merauke.
“Kami tidak tahu persis bagaimana kultur di masing-masing daerah dimana keluarga juga khawatir dengan pergaulan bebas, seks bebas dan kenakalan remaja,” ungkapnya.
Selain, membekali siswa ilmu agama terkait tata tertib, larangan yang berdampak negatif terhadap siswa, secara kekinian, resiko yang dihadapi kalau sampai terkena HIV AIDS, Narkoba.
“Kami ingin siswa menjadi garda terdepan untuk anti narkoba, kenakalan remaja atau Bullying serta ancaman HIV AIDS yang sangat berbahaya,” terang Heboh Handono.
Sebagai tenaga pendidik terus memberikan suport atau dukungan. Setidaknya dalam satu tahun dua kali kegiatan demikian dilaksanakan. Namun, tetap siswa yang menjadi aktor utama untuk melakukan pencegahan dan sosialiasi dengan teman – teman sebaya.
“Saat ini pemahaman tentang HIV AIDS diberikan untuk bekal siswa yang hendak liburan pulang kampung seusai ujian,” ujarnya.
Memang diakui Heboh Handono ada perubahan pada siswa. Perubahan pada siswa terlihat pada karakternya, semakin baik cara berbicara, memahami dampak dari seks bebas dan kenakalan remaja.
“Dari pihak pondok, dinas pendidikan, dinas kesehatan, bisa terus berlanjut melakukan pembelajaran, materi semakin mudah dipahami siswa, dan rutin dilakukan di sekolah tentang bahaya HIV AIDS,” tandasnya.
Sementara, Khoirudin (46) Tahun warga Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak mengaku ikut donor darah karena sudah terbiasa berdonor.
“Kebiasaan dari dulu, Donor tambah sehat, membantu sesama hamba Allah. Rutin donor darah di PMI Jombang,” ungkap Khoirudin.
Kegiatan sharing tentang bahaya AIDS yang dilakukan siswa SMA Budi Utomo sekaligus Bhakti Sosial Donor Darah merupakan kegiatan positif.
“Kegiatan positif dan baik, karena sebagai dasar atau pondasi untuk memahami dampak dari AIDS,” bebernya.
“Kegiatan bisa terus lanjut, tambah semakin banyak pendonor untuk kemanusiaan,” pungkasnya.
(pray)