Bojonegoro – Keprihatinan dan bela sungkawa terus mengalir bagi korban kecelakaan tragis jatuhnya Lift Crane dalam proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah di Kabupaten Blora, Sabtu 8 Februari 2025. Kali ini disuarakan oleh Serikat Buruh Konstruksi Indonesia Kabupaten Bojonegoro (SBKI Bojonegoro).
Melalui pernyataan sikapnya yang diwakili langsung oleh Ketuanya, Arif Rahmanto, pada hari Rabu, 12 Januari 2025, SBKI Bojonegoro menyoroti peristiwa yang terjadi di masa kampanye dan sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional sejak tanggal 12 Januari hingga 12 Februari 2025.
“Ironis! Pekan Terakhir Bulan K3 Nasional justru menjadi momen petaka bagi buruh konstruksi!”, ujar Arif berapi-api. “Jangan bicara 3 tewas ditempat, 1 meninggal dunia di RS dan 9 yang masih luka. Buat kami, setiap nyawa adalah sangat berharga. Tidak ternilai”, lanjutnya.
Menurutnya, pemberi kerja harus bertanggungjawab secara penuh. Tidak sebatas hanya dengan mengurusi keluarganya hak dari BPJS Ketenagakerjaan, namun memastikan keluarga yang ditinggalkan mendapat jaminan perlindungan dan penghidupan yang layak sampai mampu secara mandiri.
Para istri rentan mengalami degradasi sosial dan ekonomi karena mendadak menjadi Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) tanpa kesiapan akibat budaya patriarki yang dominan di lingkungan tempat tinggalnya.
Lanjut Arif, Pemerintah juga harus hadir dalam situasi seperti ini. Karena tidak jarang, akibat terbatasnya pengetahuan dan wawasan, anggota keluarga dan masyarakat sekitar cenderung takut kasusnya panjang dan berlarut-larut lalu menerima tawaran damai dari pihak pemberi kerja tanpa mengetahui hak yang seharusnya diterima sebagai pihak korban.
“Kami akan terus memantau dan berkoordinasi dengan multi pihak untuk memastikan hak korban dan keluarganya benar-benar didapatkan secara layak dan semestinya”, tutupnya.
(Arif/Aro)