Surabaya – Semangat perjuangan kaum perempuan berkobar di jalanan Kota Pahlawan.
Puluhan aktivis dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi long march, teatrikal, orasi, dan pembacaan puisi untuk memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day/IWD). Aksi ini mengambil tema, “Arek-arek Wani, Lawan Patriarki dan Diskriminasi”.
Massa aksi memulai pergerakan mereka dari Jalan Basuki Rahmat, menyusuri jalanan kota hingga tiba di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo.
Di bawah rintik hujan yang tak menyurutkan semangat, mereka menyuarakan berbagai isu krusial yang dihadapi perempuan saat ini.
“Kami menolak RUU TNI, karena sifat militer yang ada di TNI akan membuat perempuan tidak memiliki ruang gerak dan tidak dapat mewakili suara rakyat,” tegas Elsa Ardhilia Putri, penanggung jawab aksi, dalam demonstrasi peringatan Hari Perempuan Internasional (IWD) di Surabaya, Kamis (19/3/2025).
Kekhawatiran akan pengesahan RUU TNI yang dianggap mengancam hak-hak sipil dan demokrasi mendorong massa aksi untuk turun ke jalan.
Aksi ini tidak hanya menyuarakan penolakan terhadap RUU TNI, tetapi juga menjadi momentum untuk menyoroti ketidakadilan gender yang masih dialami perempuan dan kelompok rentan di seluruh dunia.
“Kami melawan kekerasan berbasis gender, eksploitasi, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat,” jelas Elsa.
Massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen organisasi, komunitas, buruh, mahasiswa, dan serikat ini melakukan long march dari Jalan Basuki Rahmat menuju Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo. Orasi, teatrikal, dan pembacaan puisi. (Aro)