siginews-Jombang – Pertanyaan seputar jejak awal kehidupan Bung Karno kembali mengemuka. Tiga pegiat sejarah, Binhad Nurrohmat, Abdul Rosyid Al-Amin, dan M. Faisol, berkumpul di Sekolah Ongko II, Ploso, Jombang, untuk mendiskusikan hal ini, Sabtu malam (28/6/2025)
Dipandu oleh peneliti sejarah R.M. Kusuma Hartama, acara ini secara spesifik bertajuk ‘Jejak Soekarno di Ploso dan Sidoarjo: Kritik untuk Buku Cindy Adams ‘Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’’.
Fokus utama diskusi adalah meninjau kembali dan mengkritisi narasi yang ada dalam buku populer tersebut, serta menghadirkan data-data temuan terbaru terkait perjalanan hidup sang proklamator di wilayah Ploso dan Sidoarjo.
“Fakta sejarah yang selama ini dianggap terpinggirkan dalam narasi resmi otobiografi Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno berusaha digali oleh para pegiat,” ucap Benhad Nurrohmat kepada wartawan, Senin (30/6/2025).
Menurut Benhad akrab disapa, para narasumber berusaha mengkritisi ketidakhadiran kisah masa kecil Soekarno di Ploso dan Sidoarjo dalam buku “Otobiografi resmi Sukarno,” (1965), yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia tahun 1966 dengan judul “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.
“Padahal, berdasar sejumlah arsip sejarah, Soekarno kecil pernah tinggal di Ploso pada 1902–1907 dan bersekolah di Sekolah Desa setempat, lalu melanjutkan ke Sekolah Ongko II di Sidoarjo pada 1907–1909,” ujar Benhad.
Menariknya bagi Benhad, penulis Cindy Adams sendiri disebut pernah datang ke Ploso pada 16 Januari 1964. Ia bahkan sempat menemui Mbok Suwi (Bu Sosro), pengasuh Soekarno kecil, serta Mbah Joyo Dipo, teman masa kecilnya.
“Ini pertanyaan besar: mengapa fase penting ini tak tercatat dalam otobiografi resmi? Apa yang menjadi pertimbangan Cindy Adams atau bahkan Bung Karno sendiri dalam menyusun narasi hidupnya?” beber Benhad.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka ruang kajian ulang terhadap sumber-sumber sejarah yang selama ini termarjinalkan, serta memperkaya pemahaman publik mengenai perjalanan hidup Soekarno sebelum ia dikenal sebagai tokoh besar bangsa.
Kota kelahiran Presiden Pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno, tengah menjadi sorotan oleh sejumlah pegiat sejarah di Kabupaten Jombang. Hal itu mengonfirmasi bahwa Proklamator Kemerdekaan RI itu belum benar-benar pasti lahir di Surabaya.
Bahkan, buku sejarah berjudul “Candradimuka” karya Dian Sukarno dan buku “Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa” yang disusun oleh Prof. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto dan tim, mengisyaratkan Bung Karno lahir di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
(Pray/Editor Aro)