siginews-Jakarta – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menyoroti pengorbanan besar yang dilakukan Effendi Simbolon demi mendukung program-program Presiden.
Hal ini disampaikan Gibran dalam sambutannya di acara HUT ke-19 PSBI Simbolon (Persatuan Marga Batak) di Jakarta Selatan, Senin (7/7/2025).
Dalam pidatonya, Gibran secara spesifik menyebut konsekuensi berat yang dihadapi Effendi Simbolon sebagai bentuk komitmennya terhadap kebijakan dan program Presiden, yang berujung pada pemecatan.
“Karena pengorbanan Pak Ketua ini sungguh besar ya sampai dipecat. Mau enggak mau harus dukung program dari Pak Presiden,” ujar Gibran.
Gibran mengungkit nasibnya yang serupa dengan Effendi Simbolon, yang sama-sama dicopot dari PDI-P. Namun, Gibran menegaskan bahwa hal itu tidak menjadi masalah dan justru mengajak seluruh pihak untuk “move on” dari Pilpres 2024.
“”Kita sudah melewati proses-proses pemilu, pilpres semua, pilkada, misalnya bersatu, bergandengan tangan, sekali lagi, kita sama-sama mendukung program visi-misi dari Pak Presiden. Saya titip itu,” ujar Gibran.
Berikut kronologis alasan pemecatan Effendi Simbolon
Alasan pertama adalah dukungan terang-terangan Effendi Simbolon terhadap pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Dalam isi surat pemecatannya, PDI-P menyebut dukungan ini sebagai bentuk pembangkangan terhadap keputusan partai, yang sebelumnya telah resmi mengusung Pramono Anung dan Rano Karno.
Pemecatan ini dikategorikan sebagai penegakan disiplin partai atas pelanggaran kode etik serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDI-P.
“Bahwa sesungguhnya sikap, tindakan dan perbuatan Sdr. Effendi Muara Sakti Simbolon… adalah pembangkangan terhadap ketentuan keputusan dan garis kebijakan partai, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin Partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat,” demikian bunyi surat pemberhentian yang diterbitkan pada Minggu (1/12/2024).
Selain dukungan pada Pilkada DKI Jakarta, alasan kedua yang menjadi pemicu pemecatan adalah pertemuan Effendi Simbolon dengan Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Juru Bicara PDI-P, Aryo Seno Bagaskoro, mengungkapkan bahwa pertemuan ini dianggap sebagai langkah politik yang tidak sejalan dengan kebijakan partai, bahkan disebut sebagai bentuk “kongkalikong”.
“Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Ini beda persoalan kalau dengan tokoh politik lain. Tapi, ini bertemu dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai,” kata Seno dalam konferensi pers, Minggu (1/12/2024).
PDI-P memandang komunikasi ini sebagai pelanggaran berat dan bentuk pengkhianatan terhadap keputusan partai yang tidak bisa dikompromikan atau ditoleransi.
Surat pemecatan terhadap Effendi Simbolon sendiri telah diterbitkan pada 28 November 2024, ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Sekretaris Jenderal, Hasto Kristiyanto.
(Editor Aro)