Surabaya – Ketua Umum Pimpinan Pusat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Khofifah Indar Parawansa tiba-tiba suaranya menghilang saat menyampaikan sambutan di acara Kongres ke XVIII PP Muslimat NU, di gedung JX International Surabaya.
Awalnya Khofifah menyampaikan bahwa, Kongres ke XVIII Muslimat NU Tahun 2025 ini mengusung tema ‘Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian dan Meneduhkan Peradaban’.
“Merawat tradisi, adalah pondasi penting untuk menciptakan masyarakat yang kuat dan berbudaya tinggi, meneguhkan jatidiri bangsa dengan tradisi yang kuta maka harkat dan martabat kita sebagai bangsa akan kuat pula,” ujar Khofifah Indar Parawansa, di JX International, Surabaya, Senin (10/2/2025).
Ketika Khofifah menyampaikan “Bapak Presiden yang kami hormati”, kemudian beberapa kali Gubernur Jawa Timur itu batuk.
Tiba-tiba suara Khofifah serak dan mengecil volume suaranya saat menyampaikan kata (Kemudian), selanjutnya sambutan Khofifah hilang.
Setelah terhenti sekitar 30 detik, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa melanjutkan kembali sambutannya.
“Ibu-ibu, di forum ada Presiden, ada Wapres, nggak pernah suara saya seperti ini (suaranya menghilang),” kata Khofifah dengan suara yang kembali normal.
Setelah itu, dengan ciri khasnya yang berapi-api, Khofifah melanjutkan sambutannya di Kongres ke XVIII Muslimat NU.
“Berikutnya adalah Menguatkan Kemandirian adalah salah satu titik terpenting untuk membangun masyarakat dan bangsa. Kemandirian dengan memperkuat kekuatan sosial, ekonomi keluarga, yang dapat mewujudkan kemandirian bangsa, negara dan untuk bersanding, dan bersaing dengan bangsa lain di seluruh dunia,” terangnya.

Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menerangkan, Muslimat NU ingin menggerakan anggota dan pengurusnya untuk Meneduhkan Peradaban.
“Peran ibu-ibu sangat penting dalam meneduhkan peradaban. Ada bukunya ‘huntington clash of civilizations’, kita ingin bahwa hadirnya Muslimat menjadi peneduh dari peradaban bangsa, menjadi peneduh dari peradaban dunia,” ujarnya.
“Bila ibu-ibu baik, maka dunia akan baik. Betul? Izin, tentu harus diiringi dengan bapak yang baik pula. Dalam ajaran Islam, ibu adalah sekolahan yang paling penting dan paling fundamental,” jelas Khofifah.
Dalam acara Kongres ke XVIII Muslimat NU Tahun 2025 di Surabaya, tampak hadir Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto; Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka; Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar; Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf; Menteri Agama KH Nasaruddin Umar; Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul); Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan para menteri Kabinet Merah Putih lainnya.
(jrs)