siginews-Tulungagung – Angin berhembus kencang di Dusun Ngelo, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung. Langit mendung tebal seolah ingin menyaksikan kebersamaan warga Ngelo yang penuh semangat membangun pesantren.
Malam itu, Senin, 3 Shofar 1447 H, bertepatan dengan 28 Juli 2025, seusai sholat Isya, hujan deras mengguyur sebagian wilayah Jengglungharjo hingga Campurdarat.
Namun, kekhawatiran Pak RW Ngelo, Sutrisno, akan hujan yang mungkin membatalkan acara karena minimnya tenda, tak terbukti. “Al Hamdulillah tidak hujan sehingga masyarakat dapat hadir acara secara kompak,” tuturnya lega.
Acara tasyakuran Masyarakat Ngelo dibuka dengan pembacaan tahlil, dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Suasana khidmat menyelimuti Balai RW yang menjadi lokasi acara.

Setelah itu, sambutan-sambutan hangat disampaikan oleh Kapolsek Tanggunggunung, Koramil, Kepala Desa, dan Ketua Dewan Pembina Yayasan. Setiap kata yang terucap adalah dukungan tulus. Acara dilanjutkan dengan wirid pembangunan, sebuah ikhtiar spiritual dalam merintis lembaga keagamaan yang diharapkan menjadi mercusuar ilmu.
Kehadiran Kapolsek Kecamatan Tanggunggunung, Mujiatno, perwakilan Koramil Tanggunggunung oleh Danar, Kepala Desa Jengglungharjo, Rudi, dan Kepala Dusun Ngelo, Suryadi, disambut hangat oleh masyarakat Dusun Ngelo.
Bagi mereka, kehadiran para tokoh ini adalah sebuah kebahagiaan dan bentuk dukungan nyata.
Dalam sambutannya, Kapolsek Tanggunggunung, Mujiatno, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bapak Kapolres Tulungagung karena ada kegiatan di Kapolda Jawa Timur.
“Pihak kepolisian menghaturkan terima kasih pada pihak yayasan yang berkenan berkiprah di bidang agama di Dusun Ngelo Desa Jengglungharjo,” tutur Mujiatno, mengapresiasi inisiatif pembangunan pesantren.
Sementara, mewakili Koramil Tanggunggunung, Danar menegaskan pentingnya peran pendidikan dalam mencerdaskan generasi muda. “Pihak Koramil Tanggunggunung sangat mendukung,” imbuhnya.
Senada, Kepala Desa H. Rudi, dengan penuh rasa syukur, mengungkapkan dukungan penuhnya atas pembangunan pesantren di wilayahnya. Ia menekankan betapa pentingnya lembaga pendidikan Islam ini untuk membina generasi penghafal Al-Qur’an di daerah JLS (Jalur Lintas Selatan), khususnya di Dusun Ngelo.
“Semoga segera terwujud sehingga akan membantu masyarakat JLS Kabupaten Tulungagung dalam membangun sumber daya manusia berbudi luhur berakhlak mulia,” ujar Rudi penuh harap.
Rudi juga berbagi pengalaman pribadinya yang memilih TK Al Azhaar Tulungagung sebagai tempat pendidikan putranya, meskipun harus menempuh jarak 35 km setiap hari.
Di tengah kebersamaan itu, KH. Imam Mawardi Ridlwan, Ketua Dewan Pembina Yayasan dan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, tak henti mengapresiasi kekompakan masyarakat Ngelo dan Desa Jengglungharjo.
“Yayasan Al Azhaar hanya menjalankan amanah guru kami, Abi KH. M. Ihya Ulumiddin, agar berdedikasi dan konsisten dalam membersamai masyarakat. Termasuk dalam merawat,” jelas Abah Imam.
Abah Imam pun memohon dukungan dan doa dari seluruh tokoh masyarakat agar pembangunan pesantren ini diberi kelancaran, ridha Allah SWT, dan bernilai ibadah.
Sebagai langkah awal, pembangunan akan difokuskan pada penyelesaian enam ruang kelas sebagai sarana pembelajaran. Abah Imam juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada para dermawan yang telah menitipkan hartanya untuk pembangunan pesantren.
Kegiatan yang penuh berkah ini disempurnakan dengan ceramah keagamaan yang sarat makna oleh Kyai Lukman, Pengasuh Pesantren Ribath Al Azhaar Tulungagung.
Tepat pukul 21.30 WIB, prosesi peletakan batu pertama pun dimulai. Diawali dengan doa selamatan oleh Mbah Samidi, dilanjutkan dengan doa pembangunan oleh Kyai Burhan.
Prosesi ikhtiar membangun ini diawali oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Azhaar Indonesia, KH. Imam Mawardi Ridlwan, diikuti oleh Kepala Desa Jengglungharjo, Rudi, Kapolsek Tanggunggunung, Mujiatno, dan perwakilan Koramil Tanggunggunung, Danar. Tak ketinggalan, Pengasuh Pesantren Ribath Al Azhaar, Kyai Lukman Hakim, turut serta. Prosesi ini disempurnakan oleh Pak Kasun Ngelo, Suryadi (Oceng), Pak RW Ngelo, Sutrisno, serta Pak RT, Purnomo.
Mereka semua, dengan kompak dan guyub rukun, menunjukkan ikhtiar bersama dalam membangun Pesantren Ngelo, sebuah harapan baru bagi pendidikan agama di Tulungagung.
(Editor Aro)