siginews-Surabaya – Aktivis ’98 Jawa Timur yang tergabung dalam ‘Aktivis ’98 Jatim Bersatu untuk Indonesia Adil & Makmur’ prihatin atas kerusuhan yang terjadi di Kota Surabaya dan beberapa daerah lainnya di Jawa Timur. Mereka juga menyerukan ‘Sepultura’ (Sepuluh Tuntutan Rakyat).
Aktivis yang tergabung dalam Aktivis ’98 Jatim Bersatu untuk Indonesia Adil & Makmur diantaranya, Trio Marpaung; M Annis alias Anndhonx; Nasirudin; Lasiono; Nurhasan; Edward Dewaruci; Hidayat; Andi Ambon; Syafii Untag; Indra Agus; Ali; dan aktivis dari Surabaya dan Jatim lainnya.
“Hari ini kita konferensi pers berkaitan dengan eskalasi politik yang terus meningkat menuju terganggunya stabilitas Indonesia ini,” kata Trio Marpaung, salah satu Aktivis ’98 Jatim kepada wartawan usai pembacaan Pernyataan Sikap ‘Sepultura’ dari Aktivis ’98 Jatim Bersatu untuk Indonesia Adil & Makmur, di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Senin (1/9/2025).

Marpaung menerangkan, penyampaian pendapat di muka umum itu adalah dilindungi Undang-undang dan diperbolehkan. Tetapi di dalam eskalasinya, keberlanjutannya, sampai terjadi kerusuhan-kerusuhan, pembakaran, penjarahan, dan merembet hingga ke Surabaya, gedung Grahadi dibakar, di Kediri, dan beberapa daerah di Jawa Timur.
“Kami melihat eskalasi meningkat ini ada potensi bahwa ada pihak-pihak yang berysaha bermain dalam isu-isu yang disuarakan rakyat pada awalnya,” terangnya.
Marpaung berpesan dan berharap kepada masyarakat yang ingin menyampaikan pesannya bahwa, demonstrasi tidak dilarang karena dilindungi undang-undang, taoi harus betul-betul mengusung tema yang sesuai dengan kebutuhan rakyat dan tidak berbuat anarkis.
“Aksi-aksi atau demonstrasi itu harus betul-betul menyiapkan isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan amsyarakat, misalnya : turunkan harga sembako, berkaitan dengan kenaikan pajak, atau tunjungan DPR yang begitu dahsyat. Sementara di bawah banyak rakyat yang menangis, tidak mampu beli sembako,” katanya
Ia mengatakan sksi-aksi itu juga harusnya dimobilisasi betul-betul, dilakukan dari hasil diskusi-diskusi jangka panjang, bukan sifatnya sporadis atau ikut-ikutan.
“Saya pikir itu harus disikapi oleh dari kelompok demonstrans, supaya tahu dan terarah apa tujuan dan makna dari aksi mereka sendiri,” tuturnya.
“Kalau kemarin itu kan awalnya memang tentang Bubarkan DPR. Tapi dalam pengembangannya, ada insiden tewasnya driver ojol (ojek online) Affan, itu berkembang dan menjadi liar sekali, sampai kerusuhan. Di situlah aktivis, kami berkumpul, diskusi tentang probelm itu, dan hari ini mengeluarkan sebuah seruan atau statemen yaitu Sepultura,” jelasnya.

Berikut ini Sepultura (Sepuluh Tuntutan Rakyat) yang diserukan Aktivis ’98 dibacakan di depan Hotel Majapahit :
1. 1. Sahkan RUU Perampasan Aset Koruptor.
2. Hukum Mati bagi para Koruptor.
3. Batalkan kenaikan pajak dan turunkan harga sembako.
4. Tolak kekerasan/tindakan represif aparat dalam menangani demonstran.
5. Reshufle kabinet yang tidak sejalan dengan Presiden Prabowo
6. Ganti Kapolri
7. Ganti Mendagri
8. Ganti Menkeu
9. Tolak aksi vandalisme atau perusakan atau pembakaran dan penjarahan.
10. Lawan kaum serakahnomics.
(jrs)