• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Headlines

Ketidakpastian Geopolitik Di Dunia, 4 Negara ASEAN Masuk BRICS

Reporter : Redaksi Jumat, 25 Oktober 2024
KTT BRICS Ke 16 2024 Di Kazan Rusia, 22-24 Oktober (Foto: ssyt.kmps/aro)
SHARE

BRICS merupakan organisasi antar pemerintah yang beranggotakan lima negara tersebut. BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, South Africa. Ada empat negara Asia Tenggara yang sudah menjadi negara mitra BRICS yakni Malaysia, Thailand, Vietnam dan termasuk Indonesia.

Empat negara ASEAN termasuk Indonesia merupakan kategori sebagai negara berkembang secara ekonomi dan menjadi kelompok negara penyeimbang barat. Sebanyak 13 negara telah masuk ke dalam BRICS. Sembilan negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan dengan status bukan anggota penuh.

BRICS didirikan pada 2006 dan awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, dan China. Afrika Selatan bergabung pada 2010, sementara Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi anggota BRICS tahun ini. Diketahui, negara-negara anggota tersebut mewakili lebih dari 28,5 triliun dolar AS atau sekitar 28 persen dari ekonomi global. KTT BRICS tahunan diadakan di Kazan, Rusia dari 22-24 Oktober

Baca Juga:  Tensi Perang Rusia-Ukraina Meninggi, Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan Malaysia kini dapat menikmati peluang perdagangan yang lebih baik karena blok tersebut memiliki populasi gabungan sebesar 3,2 miliar. Malaysia juga berkomitmen untuk menjalankan agenda negara-negara berkembang dalam meningkatkan kolaborasi, khususnya selama masa jabatan Malaysia sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.

“Keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS merupakan upayanya untuk menegakkan kebijakan dan identitas sebagai negara yang independen dan netral, mencapai keseimbangan dengan negara-negara besar, dan membuka peluang bisnis dan investasi baru,” katanya.

Baca Juga:  Putin : Dollar Tetap Jadi Alat Penting Dalam Keuangan Global, Asal....

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia yang baru diangkat, Sugiono, diharapkan menyerukan perdamaian dan solidaritas di antara negara-negara berkembang di KTT tersebut.

“Dalam BRICS Plus, Indonesia akan menyampaikan pesan penting tentang perdamaian dan pentingnya negara-negara berkembang serta negara-negara berkembang untuk bersatu,” kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (22/10/2024).

Selain itu juga untuk meningkatkan solidaritas, dan memainkan peran penting mereka dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara.

Di sisi lain, masuknya 4 negara anggota Asean ke dalam BRICS, menarik pengamat politik independen dan lembaga peneliti memberikan analisis dan penilaiannya.

“Kemungkinan besar keempat anggota ASEAN ingin meningkatkan peluang perdagangan, dan mendiversifikasi hubungan luar negeri mereka di tengah ketidakpastian geopolitik dan perang di Ukraina dan di Timur Tengah,” kata
Analis politik independen Halmie Azrie.

Baca Juga:  BRICS Makin Kuat dengan Indonesia, Putin: Perdagangan Naik 40 Persen

Dr. Ei Sun, peneliti senior di lembaga pemikir Singapore Institute of International Affairs menyatakan, bagi Malaysia dan Indonesia yang mayoritas Muslim, yang mendukung perjuangan Palestina, ini juga merupakan upaya spontan dan satu langkah melawan Barat yang (sebenarnya) mendukung Israel. Sementara beberapa pihak telah menyuarakan kekhawatiran bahwa aliansi keempat negara Asia Tenggara dengan BRICS dapat membebani ASEAN, namun peneliti senior itu tetap optimis.

“Status mereka sebagai negara mitra BRICS tidak mungkin berdampak banyak pada ASEAN, selain dianggap semakin condong ke China dalam pertikaian AS-China di seluruh dunia,” jelasnya.(aro)

Tag :CinaKTT BRICSRusia
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Bantah Isu Pindah Partai, Yunianto: Jika Ada Salah, Itu Salah Saya
Selasa, 1 Juli 2025
LaNyalla Soroti Beban Industri Rokok: Cukai Tinggi Picu Rokok Ilegal
Selasa, 1 Juli 2025
Ini kata Puan PDIP Perjuangan Terkait Pemilu 2029 Dipisah
Selasa, 1 Juli 2025
HUT IBI: Perkuat Bidan, Panadol Gelar Kegiatan Edukasi & Cek Kesehatan
Selasa, 1 Juli 2025
Pernyataan Sikap Politik Partai Nasdem Terkait Pemilu Terpisah
Selasa, 1 Juli 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Bantah Isu Pindah Partai, Yunianto: Jika Ada Salah, Itu Salah Saya

LaNyalla Soroti Beban Industri Rokok: Cukai Tinggi Picu Rokok Ilegal

Ini kata Puan PDIP Perjuangan Terkait Pemilu 2029 Dipisah

HUT IBI: Perkuat Bidan, Panadol Gelar Kegiatan Edukasi & Cek Kesehatan

Pernyataan Sikap Politik Partai Nasdem Terkait Pemilu Terpisah

Berita Menarik Lainnya:

Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus

Senin, 30 Juni 2025

Menlu Sugiono Desak Indonesia Kompak Sikapi Konflik Iran-Israel

Senin, 30 Juni 2025

Bawaslu RI Sambut Putusan MK: Pemilu Serentak Terlalu Padat

Minggu, 29 Juni 2025

Pemilu Dipisah, Masa Jabatan DPRD Bisa Diperpanjang? Ini Kata DPR

Jumat, 27 Juni 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?