Surabaya – Anggota DPD RI dapil Jawa Timur AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyikapi penurunan luas panen di Jatim hingga 4,82 persen. Padahal sebagai produsen padi nomor satu di tingkat nasional, Provinsi Jatim diharapkan dapat menjadi penopang program swasembada beras dan pangan yang dicanangkan pemerintah.
Hanya saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Jawa Timur hingga Oktober 2024 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan luas panen di Jatim hingga 4,82 persen.
Kondisi tersebut menjadi sorotan anggota DPD RI Dapil Jawa Timur, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. LaNyalla meminta kepada Pemprov dan Pemerintah Kabupaten penghasil beras di Jatim untuk menyiapkan strategi khusus agar program pemerintah berupa swasembada beras dan pangan dapat berjalan tanpa hambatan.
“Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten penghasil beras di Jawa Timur harus menyiapkan strategi khusus dalam hal menjaga luas lahan pertanian dan tonase panen padi, agar program yang sudah dicanangkan dapat berjalan dengan baik,” kata LaNyalla di sela kegiatan reses di Jawa Timur, Selasa (5/11/2024).
Ketua DPD RI ke-5 ini melanjutkan, program swasembada beras dan pangan sangat vital, lantaran hal ini berkaitan dengan program makan bergizi gratis bagi pelajar Indonesia.
“Artinya, ada dua hal mendasar yang kita sasar dengan strategi khusus itu yakni, program swasembada beras dan pangan, serta program makan bergizi gratis bagi pelajar Indonesia,” tuturnya.
LaNyalla yang juga Ketua Dewan Penasehat KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Jatim itu menilai, setidaknya ada lima langkah yang perlu diperhatikan secara seksama agar hasil pertanian di Jawa Timur terus meningkat. Diantaranya, penggunaan bibit berkualitas, pemupukan dan pengolahan tanah yang baik dan perlindungan dari hama dan penyakit.
“Kemudian juga kita perlu menyediakan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan teknologi, kita dapat memantau kondisi tanaman secara real-time untuk memastikan tanaman sehat dan produktif,” terangnya.
Ia menilai perlunya mendorong diversifikasi tanaman. Menurutnya, tujuan diversifikasi tanaman ini tentu untuk meningkatkan pendapatan petani, sehingga pengelolaan lahan pertanian pun jadi lebih maksimal dan meningkat setiap tahunnya.
“Diversifikasi pertanian termasuk upaya untuk menghindari risiko kegagalan pada salah satu jenis usaha atau komoditas tanaman,” jelas LaNyalla. (roi)