Atasi Limbah Tahu Jombang, KLHK & PGN Bangun Instalasi Olah Limbah
Reporter : Redaksi
Bisnis
Rabu, 17 September 2025
Waktu baca 3 menit

siginews.com-Jombang – Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi limbah industri tahu di Sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Tahu, Desa Mayangan, Jombang, semakin nyata.
Hal ini ditandai dengan kunjungan kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada Selasa (16/9) untuk melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
Rombongan dari KLHK dan PGN, termasuk Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Tulus Laksono dan Direktur SDM serta Penunjang Bisnis PGN Rahmat Hutama, disambut langsung oleh Bupati Jombang, Warsubi, beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Jombang.
Pembangunan IPAL ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret untuk mengendalikan limbah industri tahu dan menjaga lingkungan di wilayah tersebut.
“Melalui program CSR, kami bekerja sama dengan KLHK dan Pemkab Jombang untuk menghadirkan solusi lingkungan yang juga memperkuat ekonomi lokal,” ucap Rahmat Hutama perwakilan PGN dalam laporan yang disampaikan.
Langkah PGN meliputi pembangunan IPAL komunal, pemanfaatan eceng gondok dan minyak jelantah menjadi biofuel, serta pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
“Seluruh program akan berjalan bertahap pada 2025-2026,” ujarnya.
Bupati Jombang, Warsubi menyambut baik langkah kolaborasi tersebut. Ia menyampaikan industri tahu telah menjadi ikon ekonomi lokal kota santri sejak 1970.
Hingga kini terdapat 88 unit usaha tahu tersebar di Desa Mayangan, Desa Sumbermulyo, dan Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Jombang.
Selain menghasilkan tahu, sentra UMKM juga menghasilkan limbah dalam jumlah yang cukup besar. Ada sekitar 1,76 juta liter per hari, tentunya berdampak pada penurunan kualitas baku mutu air sungai.
Menurut Warsubi, Pemkab Jombang memiliki komitmen membangun IPAL, pemanfaatan biogas dan langkah darurat pencemaran.
“Meski dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan SDM, kami mendorong penguatan kelembagaan melalui koperasi pengrajin tahu,” terang Warsubi.
Lebih lanjut, Direktur KLHK RI, Tulus Laksono menyebut persoalan limbah tahu Jombang telah disampaikan ke pihaknya sejak 2024. Bukan hanya merusak lingkungan, limbah juga berpotensi menciptakan konflik sosial.
Apalagi sebagian besar bermuara ke Sungai Brantas, yang menjadi penopang kehidupan masyarakat Jawa Timur, mulai dari PDAM, PLTA, pertanian, hingga industri.
“Industri tahu di Desa Mayangan menghasilkan 1,2 juta liter air limbah per hari. Ini menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan Sungai Brantas,” ungkap Tulus.
Ia menjelaskan, pembangunan IPAL dengan dukungan dana CSR PGN senilai Rp7,7 miliar ditargetkan mampu menekan volume limbah dari 1.260.000 liter per hari menjadi 995.600 liter.
“Beban pencemar yang sebelumnya 1.533 ton BOD per tahun juga diproyeksikan turun menjadi 969,44 ton BOD per tahun,” urainya.
Selain itu, KLHK juga memberi atensi khusus kepada pengrajin tahu agar lebih hemat menggunakan air, memanfaatkan limbah untuk biogas, dan memperkuat kelembagaan paguyuban.
“Melalui penguatan organisasi, pengelolaan limbah dapat berjalan lebih tertata dan berkelanjutan,” pungkas Tulus.
(Editor Aro)
#Industri Kecil
#Industri Pembuatan Tahu
#Instalasi Pengelohan Limbah Komunal
#IPAL
#Jawa Timur
#Jombang
#KLHK
#Limbah
#Pengolahan
#PGN
#UMKM



Berita Terkait

Ini Pesan Damai Para Tokoh Agama di Doa Kebangsaan Bulan Kemerdekaan
Nasional.Sabtu, 2 Agustus 2025

Prabowo Sukses Kantongi Dukungan Rusia & Tetap Berpolitik Bebas Aktif
Ekbis.Minggu, 22 Juni 2025

Pendidikan Berkualitas: Khofifah Resmikan Fasilitas Sekolah Baru
Jawa Timur.Selasa, 25 Maret 2025

Donasi Uang dan Air Mineral Mengalir ke Posko Rakyat Jatim Menggugat
Headlines.Senin, 25 Agustus 2025

